Laporan praktikum agrohidrologi
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM AGROHIDROLOGI
INFILTRASI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran infiltrasi, baik kapasitas nya maupun kecepatannya dari suatu tanah penying untuk mengetahui bentuk-bentuk keadaan keberadaan air dan pengelolaan air yang baik dalam tanah.
Infiltrasi adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan proses masuknya air kedalam tanah, biasanya merupakan aliran kebawah yang melalui seluruh permukaan tanah. Kecepatan proses ini merupakan kecepatan proses ini umumnya menetukan banyaknya air yang masuk ke perakaran dan banyaknya air yang mengalir dipermukaan tanah (surface run off).
Laju infiltrasi adalah jumlah ( volume ) air yang melewati suatu luasan penmpang permukaan tanah perwaktu dengan satuan m3/m2/det, atau sama dengan satuan kecepatan = meter/detik. Bila suatu saat air mulai menggenang dipermukaan tanah, berarti laju penambah air dipermukaan tanah telah melampaui laju infiltrasi tertinggi. Laju infiltrasi maksimum dinamakan ‘’ kapasitas infiltrasi’’ (Horton,1971) dan oleh Hilell (1971) disebut sebagai “ infiltrability”.
Laju infiltrasi pada penyediaan air dengan intensitas pemberian air yang konstan dan kontinyu ( baik dari hujan maupun sprinkler) umum nya konstan diawal proses kemudian menurun dan akhirnya mencapai laju yang relative konstan.
Bila permukaan tanah tergenang air dengan tebal genangan beberapa cm saja, maka lajun infiltrasi atau infiltrability langsung menurun sehingga mencapai lebih kurang konstan.
Hubungan infiltrasi dengan waktu pada keadaan tanah tergenang air. Apabila dihitung “ infiltrasi komulatif” dari suatu peristiwa infiltrasi, maka hasinya merupakan integrasi dari kurva hubungan antara laju infiltrasi dengan waktu.
Laju infiltrasi dapat diukur dengan mengunakan infiltrometer, yang berupa silinder tunggal atau ganda yang dimasukan kedalam tanah kemudian di isi air. Permukaan air ini dapat juga tetap atau dapat pula dibiarkan menurun, dan keduanya dapat menunjukan laju infiltrasi tanah yang keduanya dapat menunjukan laju infiltrasi tanah yang bersangkutan. Dalam praktikum ini mengunakan infiltrometer ganda yang dianggap lebih baik disbanding dengan silinder tunggal.
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
Tujuan
Untuk mengetahui mengetahui laju infiltrasi yang terjadi dalam tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA
Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah (Jury dan Horton, 2004).
Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah (Haridjaja, Murtilaksono dan Rachman, 1991).
Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun dengan bertambahnya waktu (Philip, 1969 dalam Jury dan Horton, 2004).
Pada awal infiltrasi, air yang meresap ke dalam tanah mengisi kekurangan kadar air tanah. Setelah kadar air tanah mencapai kadar air kapasitas lapang, maka kelebihan air akan mengalir ke bawah menjadi cadangan air tanah (ground water) (Jury dan Horton, 2004).
Infiltrasi merupakan bagian dari siklus hidrologi yang mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan yang berkaitan dengan ketersediaan air. Pada tanah-tanah yang memiliki kapasitas infiltrasi tanah yang rendah, sebagian besar curah hujan berubah menjadi aliran permukaan dan hanya sebagian kecil air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Akibatnya jumlah air yang menjadi simpanan air tanah menurun. Infiltrasi juga dapat dimanfaatkan untuk pertimbangan perkiraan potensi kekeringan, aliran permukaan, erosi dan pertimbangan kegiatan-kegiatan tertentu (Haridjaya dkk, 1991).
Pengamatan infiltrasi di lapang dapat dilakukan dengan membuat simulasi peresapan air oleh tanah. Simulasi ini dibantu dengan peralatan tertentu. Salah satu peralatan yang dapat digunakan adalah double ring infiltrometer (infiltrometer cincin konsentrik) (Seyhan, 1990).
Alat tersebut terdiri dari dua metal silinder yang berbeda ukuran. Kedua silinder dipasang pada tanah dan diisi dengan air untuk kemudian diamati penurunan tinggi muka air pada tiap waktu tertentu (Brady dan Weil, 2008).
Laju infiltrasi dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah, jenis liat, tutupan taju vegetasi, tindakan pengolahan tanah dan laju penyediaan air. Secara langsung, laju infiltrasi dipengaruhi oleh kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan. Kapasitas infiltrasi ditentukan oleh struktur dan tekstur tanah. Unsur struktur tanah yang terpenting adalah ukuran, jumlah dan distribusi pori, serta kemantapan agregat tanah (Haridjaja dkk, 1991).
Menurut Arsyad (2006), laju masuknya air ke dalam tanah terutama dipengaruhi oleh ukuran dan kemantapan agregat. Pori tanah merupakan bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah. Pori-pori tanah dapat terbentuk akibat susunan agregat tanah, aktivitas akar, cacing, dan aktivitas organisme tanah lainnya. Aktivitas perakaran tumbuhan tahunan, sangat berperan dalam pembentukan saluran untuk pergerakan air dan udara. Saluran yang terbentuk umumnya berbentuk pipa yang kontinu dengan panjang yang dapat mencapai satu meter (Brady dan Weil, 2008).
Total ruang pori tanah yang merupakan volume relatif dari pori-pori tanah dipengaruhi oleh susunan butiran padat tanah. Selain itu, total ruang pori tanah juga dipengaruhi oleh kedalaman tanah. Umumnya, tanah pada lapisan bawah lebih padat sehingga memiliki total ruang pori tanah yang lebih kecil dibandingkan total ruang pori tanah lapisan atas (Soepardi, 1974).
Peran total ruang pori tanah berkaitan dengan pergerakan air dan udara serta penyimpanannya berkaitan dengan akar tanaman, mikroorganisme dan fauna tanah (Marshall dan Holmes, 1988).Berdasarkan Isyari (2005), laju infiltrasi pada penggunaan lahan hutan, tegalan, dan semak lebih tinggi daripada laju infiltrasi penggunaan lahan pemukiman. Pemadatan yang terjadi akibat aktivitas manusia menurunkan laju infiltrasi. Pengolahan tanah yang dilakukan pada suatu lahan berpotensi untuk meningkatkan dan menurunkan laju infiltrasi tanah. Aktivitas perakaran meningkatkan pori drainase dan berdampak pada peningkatan laju infiltrasi.
Menurut Arianti (1999), laju infiltrasi tanah hutan lebih tinggi daripada laju infiltrasi tanah pertanian (tegalan). Jenis tanaman semusim yang ditanam pada tanah pertanian memiliki akar yang dangkal dengan penyerapan air yang sedikit sehingga kandungan air tanah tinggi dan laju infiltrasi menjadi rendah.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Desember 2012 pukul 15.00 WIB. Praktikum ini juga dilaksankan di lahan Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1) singel ring, 20 papan, 3)ember, 4)cangkul, 5)mistar, 6)stopwatch, dan 7) alat tulis.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1)air.
Cara Kerja
a) Cari lokasi yang akan kita lakukan percobaan
b) Bersihkan permukaan tanah tersebut dari vegetasi yang tumbu di atasnya tanpa merusak perakarannya
c) Masukkan single ring ke dalam tanah, kira-kira ¾ bagian
d) Masukan air ke dalam single tersebut
e) Kemudian amati penurunan airnya, sesuai dengan interval waktu yang ditentukan, yaitu : 2 menit, 4 menit, 6 menit dan 8 menit.
f)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tinggi ring : 15 cm
Jari-jari ring :7,5 cm
Ulangan I
Waktu (s)
Tinggi air (cm)
Interval Interval kumulatif
0 8,3 0 8.3
2 7 2 15.3
4 6 6 21.3
6 5,3 12 26.6
8 4,6 20 31.2
Ulangan 2
Waktu (s)
Tinggi air (cm)
Interval Interval kumulatif
0 9,5 0 9.5
2 8,9 2 18.4
4 8,4 6 26.8
6 7,9 12 34.7
8 7,4 20 42.1
B. Pembahasan
Infiltrasi merupakan Peroses masuk nya air atau meresapnya air kedalaman tanah melalui pori-pori tanah. Laju gerak air menembus tanah atau konduktivitashidrolik, dapat berkurang dengan makin berkurangnya ruang pori. Gerak air menembus tanah pada status air di atas kapasitas lapang terutama dikendalikan oleh potensial gravitasi, dan potensial matrik pada status air di bawah kapasitas lapang.
Konduktivitas hidraulik menurun dengan cepat, dengan semakinmenurunnya potensial air, sehingga gerak air sangat lambat pada tanah kering danpraktis berhenti pada potensial air sekitar –15 bar. Pada tanah yang sangat kering,air hanya bergerak sebagai uap. Perbedaan temperatur antara permukaan tanahdengan horizon yang lebih dalam mampu menggerakkan air (uap) ke atas padamusim dingin dan ke bawah pada musim panas. Bila dalamnya permukaan airtanah sekitar satu meter, gerak air ke atas cukup memadai untuk kebanyakantanaman.
Kuantitas air yang mampu diserap oleh tanah sangat tergantung pada kondisi fisik tanah misalnya, bobot isi (daya tanah melarutkan air), infiltrasi (dayatanah meresap kan air), porositas (jumlah volume udara yang terkandung dalamtanah), dan struktur tanah(bentukan hasil penyusunan butiran-butiran tanah).
Sebelum mencapai kejenuhan, air masih dapat diserap oleh tanah. Jika telah melebihi kejenuhan, air hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan dialirkan sebagai limpasan permukaan (surface run off), ke badan air. Air yang masuk kedalam tanah akan mencapai akifer. Air hujan yang jatuh kebumi dan menjadiair permukaan memiliki kadar bahan-bahan terlarut atau unsur hara yang sangat sedikit.
Pada umumnya jenis tanah Iempung mempunyai Iaju infiltrasi yangrendah sedangkan pada tanah berpasir laju infiltrasinya tinggi. Jenis tanah yangsama tetapi dengan kepadatan yang berbeda akan mempunyai laju infiltrasi yang juga berbeda. Makin padat tanah tersebut, semakin kecil laju infiltrasi yang terjadiKelembaban tanah yang selalu berubah setiapsaat juga mempengaruhi lajuinfiltrasi yang terjadi.
Makin tinggi kadar air di dalam tanah, laju infiltrasi tanahtersebut makin kecil. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa semakin lama,laju infiltrasi akan semakin kecil. Pengaruh tanaman di atas permukaan tanah adadua, yaitu yang berfungsi menghambat aliran air di atas permukaan sehinggakesempatan berinfiltrasi lebih besar, dan tumbuhan dengan sistem akar-akaranyang dapat lebih menggemburkan tanah, sehingga semakin baik tutup tanamanyang ada, makin tinggi laju infiltrasi yang terjadi.
Air yang memasuki tanah yang kering berasal dari permukaan tanah,dengan jalan masuk yang tetap yaitu pori-pori tanah. Meskipun jumlah pori-poridapat dianggap tetap, tetapi volume pori dapat berubah-ubah. Pada tanah lempung, Swelling akibat pembasahan dapat mengurangi volume pori-pori tanahberukuran besar yang mempengaruhi laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Infiltrasi merupakan Peroses masuk nya air atau meresapnya air kedalaman tanah melalui pori-pori tanah.
Laju gerak air menembus tanah atau konduktivitas hidrolik, dapat berkurang dengan makin berkurangnya ruang pori.
Kuantitas air yang mampu diserap oleh tanah sangat tergantung pada kondisi fisik tanah.
Pada umumnya jenis tanah Iempung mempunyai Iaju infiltrasi yang rendah sedangkan pada tanah berpasir laju infiltrasinya tinggi.
Makin tinggi kadar air di dalam tanah, laju infiltrasi tanah tersebut makin kecil.
Saran
Dalam praktikum ini, praktikan diharapkan untuk serius mengikuti praktikum ini. Dengan begitu praktikan dapat mengerti tentang apa yang di lakukan pada saat di lapangan. Selain itu, praktikan diharapkan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan praktikum. Sehingga jalan nya praktikum tidak terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Arifin. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta: Kanisius Media.Effendi.
Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius
Media.Hardjowigeno, H. Sarwono. 2000. ILMU TANAH. Jakarta: AkademikaPreo.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2003. ILMU TANAH. Jakarta: AkademikaPressindo.
Suhardi. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius MediaSutanto.
Rachman. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.Media.
Sutanto, Rachman. 2005. DasarDasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan.Yogyakar:Kanisius
MediaYani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2007. Geografi Menyingkap FenomenaGeosfer. Bandung: Grafindo Media Pratama.
INFILTRASI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran infiltrasi, baik kapasitas nya maupun kecepatannya dari suatu tanah penying untuk mengetahui bentuk-bentuk keadaan keberadaan air dan pengelolaan air yang baik dalam tanah.
Infiltrasi adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan proses masuknya air kedalam tanah, biasanya merupakan aliran kebawah yang melalui seluruh permukaan tanah. Kecepatan proses ini merupakan kecepatan proses ini umumnya menetukan banyaknya air yang masuk ke perakaran dan banyaknya air yang mengalir dipermukaan tanah (surface run off).
Laju infiltrasi adalah jumlah ( volume ) air yang melewati suatu luasan penmpang permukaan tanah perwaktu dengan satuan m3/m2/det, atau sama dengan satuan kecepatan = meter/detik. Bila suatu saat air mulai menggenang dipermukaan tanah, berarti laju penambah air dipermukaan tanah telah melampaui laju infiltrasi tertinggi. Laju infiltrasi maksimum dinamakan ‘’ kapasitas infiltrasi’’ (Horton,1971) dan oleh Hilell (1971) disebut sebagai “ infiltrability”.
Laju infiltrasi pada penyediaan air dengan intensitas pemberian air yang konstan dan kontinyu ( baik dari hujan maupun sprinkler) umum nya konstan diawal proses kemudian menurun dan akhirnya mencapai laju yang relative konstan.
Bila permukaan tanah tergenang air dengan tebal genangan beberapa cm saja, maka lajun infiltrasi atau infiltrability langsung menurun sehingga mencapai lebih kurang konstan.
Hubungan infiltrasi dengan waktu pada keadaan tanah tergenang air. Apabila dihitung “ infiltrasi komulatif” dari suatu peristiwa infiltrasi, maka hasinya merupakan integrasi dari kurva hubungan antara laju infiltrasi dengan waktu.
Laju infiltrasi dapat diukur dengan mengunakan infiltrometer, yang berupa silinder tunggal atau ganda yang dimasukan kedalam tanah kemudian di isi air. Permukaan air ini dapat juga tetap atau dapat pula dibiarkan menurun, dan keduanya dapat menunjukan laju infiltrasi tanah yang keduanya dapat menunjukan laju infiltrasi tanah yang bersangkutan. Dalam praktikum ini mengunakan infiltrometer ganda yang dianggap lebih baik disbanding dengan silinder tunggal.
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi.
Tujuan
Untuk mengetahui mengetahui laju infiltrasi yang terjadi dalam tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA
Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah (Jury dan Horton, 2004).
Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah (Haridjaja, Murtilaksono dan Rachman, 1991).
Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun dengan bertambahnya waktu (Philip, 1969 dalam Jury dan Horton, 2004).
Pada awal infiltrasi, air yang meresap ke dalam tanah mengisi kekurangan kadar air tanah. Setelah kadar air tanah mencapai kadar air kapasitas lapang, maka kelebihan air akan mengalir ke bawah menjadi cadangan air tanah (ground water) (Jury dan Horton, 2004).
Infiltrasi merupakan bagian dari siklus hidrologi yang mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan yang berkaitan dengan ketersediaan air. Pada tanah-tanah yang memiliki kapasitas infiltrasi tanah yang rendah, sebagian besar curah hujan berubah menjadi aliran permukaan dan hanya sebagian kecil air hujan yang masuk ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Akibatnya jumlah air yang menjadi simpanan air tanah menurun. Infiltrasi juga dapat dimanfaatkan untuk pertimbangan perkiraan potensi kekeringan, aliran permukaan, erosi dan pertimbangan kegiatan-kegiatan tertentu (Haridjaya dkk, 1991).
Pengamatan infiltrasi di lapang dapat dilakukan dengan membuat simulasi peresapan air oleh tanah. Simulasi ini dibantu dengan peralatan tertentu. Salah satu peralatan yang dapat digunakan adalah double ring infiltrometer (infiltrometer cincin konsentrik) (Seyhan, 1990).
Alat tersebut terdiri dari dua metal silinder yang berbeda ukuran. Kedua silinder dipasang pada tanah dan diisi dengan air untuk kemudian diamati penurunan tinggi muka air pada tiap waktu tertentu (Brady dan Weil, 2008).
Laju infiltrasi dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah, jenis liat, tutupan taju vegetasi, tindakan pengolahan tanah dan laju penyediaan air. Secara langsung, laju infiltrasi dipengaruhi oleh kapasitas infiltrasi dan laju penyediaan. Kapasitas infiltrasi ditentukan oleh struktur dan tekstur tanah. Unsur struktur tanah yang terpenting adalah ukuran, jumlah dan distribusi pori, serta kemantapan agregat tanah (Haridjaja dkk, 1991).
Menurut Arsyad (2006), laju masuknya air ke dalam tanah terutama dipengaruhi oleh ukuran dan kemantapan agregat. Pori tanah merupakan bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah. Pori-pori tanah dapat terbentuk akibat susunan agregat tanah, aktivitas akar, cacing, dan aktivitas organisme tanah lainnya. Aktivitas perakaran tumbuhan tahunan, sangat berperan dalam pembentukan saluran untuk pergerakan air dan udara. Saluran yang terbentuk umumnya berbentuk pipa yang kontinu dengan panjang yang dapat mencapai satu meter (Brady dan Weil, 2008).
Total ruang pori tanah yang merupakan volume relatif dari pori-pori tanah dipengaruhi oleh susunan butiran padat tanah. Selain itu, total ruang pori tanah juga dipengaruhi oleh kedalaman tanah. Umumnya, tanah pada lapisan bawah lebih padat sehingga memiliki total ruang pori tanah yang lebih kecil dibandingkan total ruang pori tanah lapisan atas (Soepardi, 1974).
Peran total ruang pori tanah berkaitan dengan pergerakan air dan udara serta penyimpanannya berkaitan dengan akar tanaman, mikroorganisme dan fauna tanah (Marshall dan Holmes, 1988).Berdasarkan Isyari (2005), laju infiltrasi pada penggunaan lahan hutan, tegalan, dan semak lebih tinggi daripada laju infiltrasi penggunaan lahan pemukiman. Pemadatan yang terjadi akibat aktivitas manusia menurunkan laju infiltrasi. Pengolahan tanah yang dilakukan pada suatu lahan berpotensi untuk meningkatkan dan menurunkan laju infiltrasi tanah. Aktivitas perakaran meningkatkan pori drainase dan berdampak pada peningkatan laju infiltrasi.
Menurut Arianti (1999), laju infiltrasi tanah hutan lebih tinggi daripada laju infiltrasi tanah pertanian (tegalan). Jenis tanaman semusim yang ditanam pada tanah pertanian memiliki akar yang dangkal dengan penyerapan air yang sedikit sehingga kandungan air tanah tinggi dan laju infiltrasi menjadi rendah.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Desember 2012 pukul 15.00 WIB. Praktikum ini juga dilaksankan di lahan Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1) singel ring, 20 papan, 3)ember, 4)cangkul, 5)mistar, 6)stopwatch, dan 7) alat tulis.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1)air.
Cara Kerja
a) Cari lokasi yang akan kita lakukan percobaan
b) Bersihkan permukaan tanah tersebut dari vegetasi yang tumbu di atasnya tanpa merusak perakarannya
c) Masukkan single ring ke dalam tanah, kira-kira ¾ bagian
d) Masukan air ke dalam single tersebut
e) Kemudian amati penurunan airnya, sesuai dengan interval waktu yang ditentukan, yaitu : 2 menit, 4 menit, 6 menit dan 8 menit.
f)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tinggi ring : 15 cm
Jari-jari ring :7,5 cm
Ulangan I
Waktu (s)
Tinggi air (cm)
Interval Interval kumulatif
0 8,3 0 8.3
2 7 2 15.3
4 6 6 21.3
6 5,3 12 26.6
8 4,6 20 31.2
Ulangan 2
Waktu (s)
Tinggi air (cm)
Interval Interval kumulatif
0 9,5 0 9.5
2 8,9 2 18.4
4 8,4 6 26.8
6 7,9 12 34.7
8 7,4 20 42.1
B. Pembahasan
Infiltrasi merupakan Peroses masuk nya air atau meresapnya air kedalaman tanah melalui pori-pori tanah. Laju gerak air menembus tanah atau konduktivitashidrolik, dapat berkurang dengan makin berkurangnya ruang pori. Gerak air menembus tanah pada status air di atas kapasitas lapang terutama dikendalikan oleh potensial gravitasi, dan potensial matrik pada status air di bawah kapasitas lapang.
Konduktivitas hidraulik menurun dengan cepat, dengan semakinmenurunnya potensial air, sehingga gerak air sangat lambat pada tanah kering danpraktis berhenti pada potensial air sekitar –15 bar. Pada tanah yang sangat kering,air hanya bergerak sebagai uap. Perbedaan temperatur antara permukaan tanahdengan horizon yang lebih dalam mampu menggerakkan air (uap) ke atas padamusim dingin dan ke bawah pada musim panas. Bila dalamnya permukaan airtanah sekitar satu meter, gerak air ke atas cukup memadai untuk kebanyakantanaman.
Kuantitas air yang mampu diserap oleh tanah sangat tergantung pada kondisi fisik tanah misalnya, bobot isi (daya tanah melarutkan air), infiltrasi (dayatanah meresap kan air), porositas (jumlah volume udara yang terkandung dalamtanah), dan struktur tanah(bentukan hasil penyusunan butiran-butiran tanah).
Sebelum mencapai kejenuhan, air masih dapat diserap oleh tanah. Jika telah melebihi kejenuhan, air hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan dialirkan sebagai limpasan permukaan (surface run off), ke badan air. Air yang masuk kedalam tanah akan mencapai akifer. Air hujan yang jatuh kebumi dan menjadiair permukaan memiliki kadar bahan-bahan terlarut atau unsur hara yang sangat sedikit.
Pada umumnya jenis tanah Iempung mempunyai Iaju infiltrasi yangrendah sedangkan pada tanah berpasir laju infiltrasinya tinggi. Jenis tanah yangsama tetapi dengan kepadatan yang berbeda akan mempunyai laju infiltrasi yang juga berbeda. Makin padat tanah tersebut, semakin kecil laju infiltrasi yang terjadiKelembaban tanah yang selalu berubah setiapsaat juga mempengaruhi lajuinfiltrasi yang terjadi.
Makin tinggi kadar air di dalam tanah, laju infiltrasi tanahtersebut makin kecil. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa semakin lama,laju infiltrasi akan semakin kecil. Pengaruh tanaman di atas permukaan tanah adadua, yaitu yang berfungsi menghambat aliran air di atas permukaan sehinggakesempatan berinfiltrasi lebih besar, dan tumbuhan dengan sistem akar-akaranyang dapat lebih menggemburkan tanah, sehingga semakin baik tutup tanamanyang ada, makin tinggi laju infiltrasi yang terjadi.
Air yang memasuki tanah yang kering berasal dari permukaan tanah,dengan jalan masuk yang tetap yaitu pori-pori tanah. Meskipun jumlah pori-poridapat dianggap tetap, tetapi volume pori dapat berubah-ubah. Pada tanah lempung, Swelling akibat pembasahan dapat mengurangi volume pori-pori tanahberukuran besar yang mempengaruhi laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Infiltrasi merupakan Peroses masuk nya air atau meresapnya air kedalaman tanah melalui pori-pori tanah.
Laju gerak air menembus tanah atau konduktivitas hidrolik, dapat berkurang dengan makin berkurangnya ruang pori.
Kuantitas air yang mampu diserap oleh tanah sangat tergantung pada kondisi fisik tanah.
Pada umumnya jenis tanah Iempung mempunyai Iaju infiltrasi yang rendah sedangkan pada tanah berpasir laju infiltrasinya tinggi.
Makin tinggi kadar air di dalam tanah, laju infiltrasi tanah tersebut makin kecil.
Saran
Dalam praktikum ini, praktikan diharapkan untuk serius mengikuti praktikum ini. Dengan begitu praktikan dapat mengerti tentang apa yang di lakukan pada saat di lapangan. Selain itu, praktikan diharapkan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan praktikum. Sehingga jalan nya praktikum tidak terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Arifin. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta: Kanisius Media.Effendi.
Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius
Media.Hardjowigeno, H. Sarwono. 2000. ILMU TANAH. Jakarta: AkademikaPreo.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2003. ILMU TANAH. Jakarta: AkademikaPressindo.
Suhardi. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius MediaSutanto.
Rachman. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.Media.
Sutanto, Rachman. 2005. DasarDasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan.Yogyakar:Kanisius
MediaYani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2007. Geografi Menyingkap FenomenaGeosfer. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Comments
Post a Comment