HUBUNGAN ANTARA IKLIM DENGAN HIDROLOGI DI DALAM PERTANIAN ”

BAB  I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hasil pertanian selain dipengaruhi oleh faktor tanah juga ditentukan olehfaktor iklim. Hal itu bisa terjadi karena iklim merupakan kondisi alam dalamwilayah yang luas sehingga manusia tidak dapat mengendalikan iklim maupuncuaca yang akan terjadi. Namun manusia dapat mensiasati hal itu dengan berbagai pendekatan. Pendekatan yang efektif adalah dengan menyesuaikan sistemusahatani dengan kondisi iklim setempat, dengan menanam jenis tanaman yangsesuai misalnya bawang merah dan bawang putih ditanam pada musim kemarau, padi di tanam pada musim penghujan dan lain sebagainya. Analisis data iklim dancuaca harus secara kompeherensif dan berkelanjutan karena iklim dan cuacamerupakan sistem yang selalu dapat berubah.
1.2 Tabel dan Grafik 






                                                             

Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa daya hasil beberapa tanaman pangan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara majuseperti Jepang dan Amerika Serikat. Perbedaan ini disebabkan oleh pemakaianteknologi tinggi dan pengelolan yang baik.

 Namun. di Indonesia, perhatian dankerjasama antara para ahli klimatologi dengan ahli pertanian semakin meningkatterutama dalam rangka menunjang produksi tanaman pangan.
Penigkatan produksi tanaman pangan selain dengan panca usaha tani juga dilakukan dengan pemanfaatan iklim.Fakta adanya perubahan iklim di Indonesia, dapat dilihat pada grafik  berikut sebagai salah satu contoh : Perubahan Curah Hujan
J





Jakarta, peluang kejadian hujan ekstrim dengan intensitas mencapai 500mm/bulan selama periode tahun 1970 - 1999 meningkat hingga 13%. Padahal,selama periode tahun 1900 - 1929, peluang kejadian hujan ektrim di ketigawilayah tersebut hanya 3% , hal tersebut ditunjukkan dalam grafik di atas.

BAB  II
Pembahasan2.1 Peranan Cuaca dan Iklim Terhadap Produksi Tanaman

Pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan hasil akhir dari prosesfotosintesis dan berbagai fisiologi lainnya. Proses fotosintesis sebagai prosesawal kehidupan tanaman pada dasarnya adalah proses fisiologi dan fisika yangmengkonversi energi surya (matahari) dalam bentuk gelombang elektromagnetik menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat. Sebagian energi kimia tersebutdireduksi atau dirombak menjadi energi kinetik dan energi termal melalui prosesrespirasi, untuk memenuhi kebutuhan internal tanaman.Selain radiasi surya, prosesfotosintesis sangat ditentukan olehketersediaan air, konsentrasi CO2 dansuhu udara. Sedangkan proses respirasidan beberapa proses metabolisme tanamandipengaruhi oleh suhu udara dan beberapaunsur iklim lain. Selain prosesmetabolisme, proses pembungaan, pengisian biji dan pematangan biji atau buah tanaman padi juga sangatdipengaruhi oleh radiasi surya (intensitasdan lama penyinaran), suhu udara dan kelembaban nisbi serta angin. Oleh sebabitu, produkstivitas dan mutu hasil tanaman yang banyak ditentukan pada fase





Pengisian dan pematangan biji atau buah sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim dan cuaca, terutama radiasi surya dan suhu udara.Berbagai proses fisiologi, pertumbuhan dan produksi tanaman sangatdipengaruhi oleh unsur cuaca, yaitu keadaan atmosfer dari saat ke saat selamaumur tanaman, ketersediaan air (kelembaban tanah) sangat ditentukan oleh curahhujan dalam periode waktu tertentu dan disebut sebagai unsur iklim. Demikian juga, pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan akumulatif dari prosesfisiologi selama fase atau periode pertumbuhan tertentu oleh sebab itu dalam pengertian yang lebih teknis dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan dan produksitanaman dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim (sebagai akumulasi keadaancuaca) selama pertumbuhan tanaman.
2.2 Hubungan Antara Unsur Iklim dan Hasil Tanaman
Secara teknis dalam budidaya tanaman,hampir semua unsur iklim berpengaruh. Namun masing-masing mempunyai pengaruhdan peran yang berbeda teradap berbagaiaspek dalam budidaya tanaman. Unsur iklimterhadap hasil tanaman mempunyai pengaruhterhadap besarnya jumlah produksi tanaman.Efektivitas dan efisiensi pestisida untuk  pengendalian hama dan penyakit padatanaman juga sangat ditentukan oleh curah hujan,suhu udara dan kelembaban. Pengendalian hamaterpadu (PHT) dengan menggunakan musuh alami yang dimungkinkan atas dasar  pengetahuan tentang iklim dan cuaca. Faktor cuaca, suhu, curah hujan,kelembaban dan faktor cuaca lainnya dapat mempengaruhi cara dan keberhasilan pengendalian hama penyakit, baik yang dilakukan dengan cara kimiawi, hayatimaupun kultur teknis.




Gambar 4 : Peta distribusi hujanperiode tahun 1961-1990

2.3 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pertanian
            Dampak perubahan iklimsangat mempengaruhi kehidupanmanusia. Salah satu sektor yang palingterpengaruh dengan perubahan iklimadalah sektor pertanian. Perubahaniklim akan berdampak pada pergeseranmusim, yakni semakin singkatnyamusim hujan namun dengan curahhujan yang lebih besar. Sehingga, polatanam juga akan mengalami pergeseran.Perubahan iklim akan mempengaruhi hasil panen yang kemungkinan besar akan berkurang disebabkan oleh semakin keringnya lahan akibat musim kemarau yanglebih panjang. Pada skala yang ekstrem, berkurangnya hasil panen dapatmengancam ketahanan pangan. Selain itu, kebutuhan irigasi pertanian juga akansemakin meningkat namun disaat yang sama terjadi kekurangan air bersih karenamencairnya es di kutub yang menyebabkan berkurangnya cadangan air bersihdunia. Hal ini dapat berujung pada kegagalan panen berkepanjangan yang jugamenyebabkan pasokan pangan menjadi sangat tidak pasti. Fluktuasi suhu dankelembaban udara yang semakin meningkat yang mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu tanaman.
2.3 Pengaruh Faktor-faktor Iklim terhadap Hama dan Penyakit
Hama seperti mahluk hidup lainnya perkembangannya dipengaruhi olehfaktor-faktor iklim baik langsung maupun tidak langsung. Temperatur,kelembaban udara relatif dan foroperiodisitas berpengaruh langsung terhadapsiklus hidup, keperidian, lama hidup, serta kemampuan diapause serangga.Umumnya serangga-serangga hama yang kecil seperti kutu-kutuan menjadimasalah pada musim kemarau atau rumah kaca karena tidak ada terpaan air hujan.








2.3 Pengaruh Faktor-faktor Iklim terhadap Hama dan Penyakit
Hama seperti mahluk hidup lainnya perkembangannya dipengaruhi olehfaktor-faktor iklim baik langsung maupun tidak langsung. Temperatur,kelembaban udara relatif dan foroperiodisitas berpengaruh langsung terhadapsiklus hidup, keperidian, lama hidup, serta kemampuan diapause serangga.Umumnya serangga-serangga hama yang kecil seperti kutu-kutuan menjadimasalah pada musim kemarau atau rumah kaca karena tidak ada terpaan air hujan
Pengaruh tidak langsungnya adalah kaitannya dengan musuh alami hama baik  predator, parasitoid dan patogen.Pengaruh faktor iklim terhadap patogen bisa terhadap siklus hidup patogen, virulensi (daya infeksi), penularan, dan reproduksi patogen. Pengaruh perubahan iklim akan sangat spesifik untuk masing masing penyakit. Garretet al .(2006) menyatakan bahwa perubahan iklim berpengaruh terhadap penyakitmelalui pengaruhnya pada tingkat genom, seluler, proses fisiologi tanaman dan patogen. Faktor-faktor iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan tanaman inang.Tanaman vanili yang stres karena terlalu banyak cahaya akan rentan terhadap penyakit busuk batang yang disebabkan oleh Fusarium. Ekspresi gejala beberapa penyakit karena virus tergantung dari suhu. Dinamika lingkungan biotik jugadipengaruhi oleh faktor-faktor iklim.
2.4 Upaya Pencegahan
Untuk menekan dampak yang negatif akibat kejadian ekstrim atau penyimpangan iklim, maka peningkatan kemampuan antisipasi sangat diperlukan.Dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mengantisipasi penyimpanganiklim, langkah-langkah umum yang dapat dilakukan diantaranya: (1) melakukan pemetaan daerah-daerah yang sensitif terhadap penyimpangan iklim, (2)meningkatkan kemampuan peramalan sehingga langkah-langkah antisipasi dapatdilakukan lebih awal, khususnya pada daerah-daerah yang rawan, dan (3)menerapkan teknologi budidaya (dalam bidang pertanian) yang dapat menekanrisiko terkena dampak kejadian puso. Secara umum upaya antisipasidikelompokkan menjadi antisipasi secara teknis dan antisipasi sosial-kelembagaan. Antisipasi secara teknis antara lain :
 a.  Pembuatan waduk untuk menampung air hujan, sehingga tidak terjadi banjir dan memanfaatkannya untuk irigasi atau lainnya pada saatkekurangan air (kekeringan);
 b. Pembuatan embung mulai dari hulu hingga hilir;
 c. Mempelajari sifat-sifat iklim dan memanfaatkan hasilnya untuk menyesuaikan pola tanam agar terhindar dari puso;
 d. Meningkatkan sistem pengamatan cuaca sehingga antisipasi penyimpangan iklim dapat diketahui lebih awal;
 e. Memetakan daerah rawan bencana alam banjir dan kekeringan untuk  penyusunan pola tanam dan memilih jenis tanaman yang sesuai;
 f. Memilih tanaman yang sesuai dengan pola hujan;
 g. Melakukan sistem pertanian konservasi seperti terasering, menanamtanaman penutup tanah, melakukan pergiliran tanaman dan penghijauan DAS (Daerah Aliran Sungai);
 h. Pompanisasi dengan memanfaatkan air tanah, air permukaan, air  bendungan atau checkdam, dan air daur ulang dari saluran pembuangan;
 i. Efisiensi penggunaan air seperti gilir iring dan irigasi hemat air.





BAB III
3.1 PENUTUP

Kesimpulan
Pengaruh iklim sangat nyata dan beresiko pada bidang pertanian melaluidampak kekeringan, kebasahan atau banjir, suhu tinggi, suhu rendah atau “ frost”,angin, kelembaban tinggi dan lain-lain yang dapat mengakibatkan rendahnya hasil baik secara kuantitas maupun kualitas, juga tidak ketidakstabilan produksi secaranasional.Iklim merupakan salah satu komponen ekosistim dan factor produksi yangsangat dinamik dan sulit untuk dikendalikan. Bahkan, iklim/cuaca sering menjadifactor pembatas produksi pertanian, karena sifatnya yang dinamis, beragam dan terbuka. Agar dapat berguna dalam bidang pertanian, diperlukan pemahamannyayang lebih dalam terhadap karakteristik iklim.

3.2 DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra, Ance Gunarsih, Ir., 1993.
 Klimatologi Pengaruh Iklim terhadapTanah dan Tanaman.
Jakarta : Bumi Aksara.Tjasyono, Bayon. 2004.
 Klimatologi.
Bandung : ITB.Prawira. 2010. Pengaruh Cuaca, Iklim dan Tanaman.http://yprawira.wordpress.com/. Diakses pada : 7 September 2013BMKG Author. 2013. Perubahan Iklim dan Dampaknya di Indonesia
.
 http://www.bmkg.go.id/. Diakses pada : 7 September 2013BBC Indonesia. 2012. Perubahan iklim dalam grafik. http://www.bbc.co.uk.Diakses pada : 7 September 2013

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH POPULASI, KOMUNITAS DAN EKOSISTEM

Fungisida merek fujiwan 400EC untuk penyakit blas pada tanaman padi

PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK (SPODOPTERA LITURA) PADA TANAMAN CABAI