LAPORAN PRAKTIKUM ACARA PENGUJIAN PEMINDAHAN VIRUS PENYEBAB PENYAKIT DENGAN PENULARAN MEKANIK (Mechanical Inoculation)
LAPORAN PRAKTIKUM
ACARA
PENGUJIAN PEMINDAHAN VIRUS PENYEBAB PENYAKIT
DENGAN PENULARAN MEKANIK (Mechanical Inoculation)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Produktivitas tanaman cabai (Capsicum
annuum L.) di Indonesia masih sangat rendah, karena banyak faktor yang
mempengaruhinya. Salah satu pembatas produktivitas cabai adalah infeksi oleh
virus. Jenis virus yang dilaporkan dapat menginfeksi tanaman cabai di
Indonesia, diantaranya adalah Cucumber mosaic
virus (CMV), (Semangun 1991).
Hasil
survei lapang yang dilakukan oleh Taufik et al. (2005a) membuktikan bahwa
CMV dan ChiVMV memiliki daerah penyebaran yang cukup luas di Indonesia. Kedua
virus tersebut selalu ditemukan pada setiap pertanaman cabai yang diamati
walaupun proporsi kejadian penyakitnya berbeda untuk setiap tempat.
Adanya infeksi ganda oleh CMV dan ChiVMV
juga ditemukan dalam pengamatan. Selanjutnya dilaporkan bahwa infeksi CMV
secara tunggal maupun secara bersama-sama pada tanaman cabai menyebabkan
penghambatan terhadap pertambahan tinggi tanaman, dan perkembangan
cabang tanaman (Taufik et al. 2005b).
Penularan virus
dapat dilakukan secara mekanis. Inokulasi virus secara mekanis adalah
pengolesan cairan yang mengandung virus pada permukaan daun sedemikian rupa
sehingga virus dapat masuk ke dalam sel. Karena virus hanya dapat masuk ke sel
tanaman melalui luka, maka digunakan carborundum untuk menimbulkan luka pada
permukaan daun. Penusukan dengan jarum dapat menimbulkan kerusakan pada tempat
masuk virus tetapi kadang-kadang hanya berguna untuk identifikasi jenis-jenis
virus tertentu. Pada tanaman yang rentan, lesio lokal dapat terlihat pada daun
yang di inokulasi, sedangkan gejala sistemik dapat terjadi pada bagian tumbuhan
lain. Pada tanaman, jika terjadi infeksi laten maka tidak ada gejala yang
tampak.
B. Tujuan
Untuk mengetahui apakah penyakit yang disebabkan oleh virus dapat
ditularkan dengan menggunakan teknik penularan mekanik
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Macam Penularan Virus
Penularan melalui cantuman (sambung)
Terjadi karena virus bersifat sistemik. Sehingga persatuan pembuluh antara batang bawah dan batang atas memberikan kesempatan bagi virus untuk berpindah melalui aliran asimilat yang mengalir dalam pembuluh.
Terjadi karena virus bersifat sistemik. Sehingga persatuan pembuluh antara batang bawah dan batang atas memberikan kesempatan bagi virus untuk berpindah melalui aliran asimilat yang mengalir dalam pembuluh.
Penularan dengan tali putri (Cuscuta)
Beberapa jenis tali putri kususnya C. campestris dan C. subinclosa mampu menularkan virus. Cuscuta adalah tumbuhan parasit yang tidak mimiliki klorofil dengan batang yang memiliki haustoria yang masuk kedalam berkas pembuluh inang.
Beberapa jenis tali putri kususnya C. campestris dan C. subinclosa mampu menularkan virus. Cuscuta adalah tumbuhan parasit yang tidak mimiliki klorofil dengan batang yang memiliki haustoria yang masuk kedalam berkas pembuluh inang.
Penularan melalui alat perkembangbiakan vegetatif
Seperti umbi lapis, umbi sisik, akar, tunas okulasi, dan kayu berkuncup. Hal ini juga didasari oleh sifat penyakit oleh virus yang sistemik.
Seperti umbi lapis, umbi sisik, akar, tunas okulasi, dan kayu berkuncup. Hal ini juga didasari oleh sifat penyakit oleh virus yang sistemik.
Penularan melalui biji dan serbuk sari.
Awalnya biji anggap sebagai bagian yang bebas dari virus walaupun tanaman tersebut sakit karena virus. Namun perkembangan teknologi mematahkan hal tersebut. Kelima, penularan melalui serangga dan tungau. Penularan ini dipengaruhi oleh jenis mulut serangga. Pencucuk penghisap lebih efektif dalam menularkan virus.
Awalnya biji anggap sebagai bagian yang bebas dari virus walaupun tanaman tersebut sakit karena virus. Namun perkembangan teknologi mematahkan hal tersebut. Kelima, penularan melalui serangga dan tungau. Penularan ini dipengaruhi oleh jenis mulut serangga. Pencucuk penghisap lebih efektif dalam menularkan virus.
Penularan melalui organisme tanah
Seperti nematoda ekoparasit yang hidup bebas. Penularan oleh nematoda hampir memiliki kesamaan dengan penularan melalui serangga. Tahun 1960 penularan oleh jamur diketahui dapat terjadi. Penularan oleh Phycomycetes melalui zoospora.
Seperti nematoda ekoparasit yang hidup bebas. Penularan oleh nematoda hampir memiliki kesamaan dengan penularan melalui serangga. Tahun 1960 penularan oleh jamur diketahui dapat terjadi. Penularan oleh Phycomycetes melalui zoospora.
Penularan mekanik
Penularan mekanik merupakan pemindahan virus dari cairan tumbuhan sakit ke tumbuhan sehat.
(Semangun, H. 2006)
Penularan mekanik merupakan pemindahan virus dari cairan tumbuhan sakit ke tumbuhan sehat.
(Semangun, H. 2006)
Melalui vektor
Vektor merupakan penyabar virus tumbuhan yang penting dilapangan. Sebagian besar virus tumbuhan menyebar dari tanaman satu ke tanaman lain melalui vektor.
(Martosudiro, 2013)
Penularan Virus Secara Mekanik
Vektor merupakan penyabar virus tumbuhan yang penting dilapangan. Sebagian besar virus tumbuhan menyebar dari tanaman satu ke tanaman lain melalui vektor.
(Martosudiro, 2013)
Penularan Virus Secara Mekanik
Plasma sel yang telah mengandung virus
dapat ditransfer ke tanaman yang sehat melalui pisau atau gunting, pemangkas,
pisai okulasi maupun melalui jari – jari manusia yang telah kontak dengan daun
tanaman yang sakit, kemudian memegang bagian tanaman yang
sehat.(Ismunandar,2005)
Faktor – Faktor yang Menpengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan Penularan Virus Secara Mekanik
Konsentrasi virus
Ada tidaknya antiviral dalam SAP
Perlakuan inokulum
Pemakaian abrasive
Kepekaan sel terhadap infeksi virus (Martosudiro.2013)
Deskripsi Cucumbar mozaik virus (CMV)
Penyebabnya adalah CMV (Cucumber Mosaic
Virus). Vektornya berupa Aphid dan Thrips. Aphid memiliki mulut berupa alat
tusuk dan hisap. Pada saat ia berada di permukaan daun, Aphid akan menghisap
zat-zat dari daun, sehingga otomatis dia akan bisa menularkan penyakit (virus)
dan memperbanyak diri dalam tanaman tersebut. Sedangkan Thrips bekerja dengan
menusuk klorofil (zat hijau daun) yang sangat diperlukan dalam proses pembuatan
zat makanan bagi tumbuhan. Akibatnya, daun menjadi pucat dan tidak dapat
memasok kebutuhan organ lain.
(Sinaga, 2006) CMV termasuk dalam
kelompok Cucumovirus, bersama-sama dengan Peanut stunt virus (PStV) dan Cabaio
aspermy virus (CAV) (Palukaitis et al., 1997). CMV mempunyai tiga RNA genom
beruntai tunggal (RNA 1, 2, 3), satu RNA subgenom (RNA 4). Masing-masing RNA
ini mempunyai fungsi genomic yang berbeda. Virus ini mempunyai kisaran inang
terluas di antara virus tanaman yang diketahui saat ini, dilaporkan dapat
menginfeksi lebih dari 800 spesies tumbuhan, dapat menyebabkan kerugian besar
pada berbagai jenis tanaman. Lebih dari 60 isolat CMV sudah diketahui
sifat-sifatnya. Berdasarkan 10 beberapa kriteria, isolat CMV dibagi menjadi
subgroup I dan II membaginya berdasarkan bobot RNA 1 dan RNA 2, isolat CMV
subgroup I dari isolat subgroup II.
CMV terdapat hampir di semua negara dengan strain dan sifat
biologinya yang berbeda-beda. Dengan kisaran inang yang luas maka gejala yang
ditimbulkannya pun beragam. CMV mempunyai kisaran inang yang sangat luas,
terdapat pada tanaman sayuran, hias dan buah-buahan. Selain menyerang mentimun,
CMV juga menyerang tanaman melon, labu, cabai, bayam, tomat, seledri, bit,
polong-polongan, pisang, tanaman famili crucifereae, delphinium, gladiol, lili,
petunia, tulip, zinia, dan beberapa jenis gulma. CMV membutuhkan 3 buah
RNA untai tunggal fungsional (RNA 1,2, dan 3) untuk dapat menginfeksi. Subgenom
RNA ke-4 (RNA4) adalah kurir lapisan protein subgenomik, komponen RNA ke-5
(CARNA 5) merupakan molekul RNA berukuran kecil yang sepenuhnya bergantung pada
virus penolong untuk replikasinya tetapi tidak mendukung virus penolong dengan
fungsi esensial apapun (Gallitelli, 1998).
Jenis Tanaman Inang Cucumbar mozaik virus (CMV)
CMV(Cucumber mozaik virus){virus mozaik
timun} menyerang tanaman mentimun. Virus CMV (Cucumber mozaic virus) juga bisa
menyebabkan penyakit pada tanaman tembakau yang sangat merugikan. Gejala daun
yang terserang CMV adalah terjadinya perubahan warna seperti pola mosaik,
seringkali tanaman menjadi kerdil, daun menyempit dan mengalami distorsi.
Penyakit yang disebakan oleh virus ini sampai saat ini masih sulit dikendalikan
karena virus ini mempunyai banyak jenis tanaman inang dan dapat disebarkan oleh
vektor, biji, bahan perbanyakan tanaman, dan alat mekanis. Pengendalian
penyakit CMV yang banyak dilakukan hanyalan bersifat sebagai pencegahan
misalnya penggunaan bibit tahan atau bebas viru, eradikasi tanaman terinfeksi,
pengendalian vektor dan proteksi silang (Triharso, 2005).
Gejala Cucumbar mozaik virus (CMV) pada Tanaman Cabe
Penyakit mosaik pada tanaman cabe dapat
disebabkan oleh salah satu atau gabungan berbagai jenis virus seperti virus
tomat mosaik (tomato mosaic virus = ToMV), virus mosaik tembakau (tobacco
mosaic virus = TMV), virus mosaik mentimun (cucumber mosaic virus = CMV), virus
kentang Y (potato virus Y = PVY) dan virus X kentang (potato virus X = PVX)
(Prajananta, 1995) Gejala bervariasi tergantung pada strain virus dan kultivar
tanaman. Pada tanaman tomat gejala diawali dengan menguning dan kerdil. Daun
menunjukkan gejala mottle mirip gejala tobacco mosaic virus (TMV). Gejala
karakteristik adalah bentuk daun seperti tali sepatu (shoestring-like).) yang
dapat dikacaukan dengan gejala ToMV yaitu malformasi daun (fern-leaf).
Gejala spesifik berupa terjadinya
klorosis pada daun (daun trotol kuning), belang hijau coklat, permukaan daun
berlekuk-lekuk (bergelombang), ukuran permukaan daun lebih kecil, daun berlepuh
hijau gelap (blister), pertumbuhan tanaman lebih pendek, daun berbentuk mangkuk
atau cawan. Penyebaran virus ini dapat secara langsung karena gesekan bagian
tanaman yang sakit ke daun atau bagian tanaman lain yg sehat karena adanya
angin, oleh kutu daun (Aphis gossypii Glow), pekerja kebun dan peralatan
pertanian.
Pertumbuhan tanaman yang terserang virus
relatif lebih kerdil. Mula-mula tulang daun menguning atau terjadi jalur
kuning sepanjang tulang daun. Daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda,
ukuran daun lebih kecil dan lebih sempit dari ukuran daun yang normal, atau
menjadi seperti tali sepatu karena lembaran daun menghilang yang tinggal hanya
tulang daun saja. Virus mosaik mentimun sering menyebabkan gejala bisul atau
kutil pada buah (Semangun 1989).
Virus masuk ke dalam jaringan melalui luka lalu memperbanyak
diri dan menyebar ke seluruh jaringan tanaman secara sistemik. Jenis virus di
atas dapat menular melalui persinggungan secara mekanik seperti TMV, ToMV dan
PVX; melalui biji seperti ToMV dan TMV (Prajananta, 1995) atau disebarkan
oleh kutu daun seperti CMV dan PVY
Gejala awal serangan ditandai dengan adanya warna mosaik kuning
atau hijau muda mencolok pada daun. Kelanjutanya pucuk menumpuk keriting
diikuti dengan bentuk helaian daun menyempit atau cekung, buah kecil, bengkok
dan ringan. Secara keseluruhan tanaman tumbuh tidak normal, menjadi lebih
kerdil dibandingkan dengan tanaman sehat. (Noordam 1973).
Masa Inkubasi Cucumbar mozaik virus (CMV) Pada Tanaman Cabai
Masa inkubasi CMV adalah 7 hari, artinya semenjak tanaman dihinggapi virus, dibutuhkan waktu 7 hari sampai tanaman tersebut memperlihatkan gejala bahwa tanaman tersebut terserang penyakit CMV (Deptan, 2013).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
C.Waktu
dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada
hari Sabtu, 19 Maret 2016 pukul 09.00 – 12.00 WITA di Laboratorium Hama
Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman.
1.Bahan
dan Alat
-Cawan porselin -Tanaman Cabai
-Jarum
-Tanaman indikator
-Tanaman sakit dan sehat
-Buffer Phospat
-Alkohol
-Aquadest
-Ascorbid acid
2.Cara
kerja
-Ambil
daun tanaman ke 2,3 dan 4 pada tanaman sakit.
-Bersihkan
dan masukan ke cawan porselain,beri aquadest secukupnya buffer phospat 3 tetes
dan ascorbid acid 5 tetes, hancurkan hingga terdapat cairan yang ada virusnya.
-Ambil
tanaman sehat dan tanaman indikator, lalu oleskan cairan yang sudah kita buat
tadi dengan menggunakan jari. Terlebih dahulu lukai permukaan daun dengan
menggunakan jarum.
-Kering anginkan selama 10 menit, kemudian
cuci bersih dengan menggunakan air simpan ditempat yang teduh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
D.Hasil Pengamatan


E.Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan untuk
mengetahui apakah penyakit virus dapat tertular dengan penularan mekanik
ternyata penularan mekanik bisa menyebakan gejala yang lumayan signifikan
seperti timbulnya gejala daun yang di awali berwarna kuning kehitaman dan daun
pertumbuhannya tidak normal dan menguning,pada daun ke tiga,sama gejalanya
dengan gejala daun ke satu,pada daun 4 gejala yang di timbulkan yaitu daun yang
di lukai berwarna kuning,kekuningan dan mengering,ini memberi pengetahuan bahwa
penularan mekanik ini berdampak buruk bagi pertumbuhan dan konsidi fisik dari
tanaman tersebut.
Secara keseluruhan tanaman tumbuh tidak normal,
menjadi lebih kerdil dibandingkan dengan tanaman sehat,digunakan tanaman cabai
karena pada umumnya dapat menyerang hampir banyak tanaman. Tanaman yang
digunakan sebelumnya dilihat terlebih dahulu gejala inveksi dari, apabila
gejala yang ditimbulkan sama seperti yang ditimbulkan, tanaman cabai dipastikan
terserang dan dapat digunakan sebagai sumber inokulum,antara tanaman satu dan
tanaman yang lainnya mengalamai gejala yang sama.
BAB
V
PENUTUP
F.Kesimpulan
penularan mekanik bisa menyebakan gejala
yang lumayan signifikan seperti timbulnya gejala daun yang di awali berwarna
kuning kehitaman dan daun pertumbuhannya tidak normal,pada daun ke tiga,sama
gejalanya dengan gejala daun ke satu,pada daun 4 gejala yang di timbulkan yaitu
daun yang di lukai berwarna kuning,kekuningan dan mengering,ini memberi
pengetahuan bahwa penularan mekanik ini berdampak buruk bagi pertumbuhan dan konsidi
fisik dari tanaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment