LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI PENGUKURAN PEMINDAHAN VIRUS PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN DENGAN TALI PUTRI (Dodder)
LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI
PENGUKURAN PEMINDAHAN VIRUS PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN
DENGAN TALI PUTRI (Dodder)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah penyakit tumbuhan akan selalu
muncul sepanjang manusia mengusahakan tanaman atau tumbuhan tersebut sebagai
tanaman budidaya, dibidang kehutanan khususnya di Indonesia hal ini mulai
menjadi bahan pemikiran disaat mulai diusahakannya jenis-jenis tanaman hutan
secara monokultur, seperti jati, agathis, pinus, mahoni, sengon, acacia,
eucalyptus. Kondisi ini semakin menjadi persoalan jika kerusakan-kerusakan yang
terjadi menimbulkan kerugian ekonomi.
Kerugian ekonomi dalam jumlah yang besar
akibat keruaskan yang disebabkan oleh penyakit secara umum jarang terjadi
meskipun pernah ada, dan sebenarnya kerusakan hutan yang menimbulkan kerugian
ekonomi dalam jumlah yang besar adalah akibat dari ulah manusia, yaitu seperti
terjadinya kebakaran dan penebangan liar. Meskipun demikian kejadian suatu
penyakit adalah salah satu proses yang terjadi di alam, sehingga sangat perlu
menjadi bahan pemikiran pada saat mengembangkan suatu tanaman dimana manusia
berperan didalamnya.
Penyakit sebenarnya adalah suatu proses dimana bagian-bagian
tertentu dari organisme tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal dengan
sebaik-baiknya karena adanya suatu gangguan. Tanaman dapat dilihat dari dua
sudut pandang, yaitu secara biologi dan ekonomi maka penyakit tanamanpun
mengandung unsur dua sudut pandang ini. Dari segi biologi, tanaman adalah
organisme yang melakukan kegiatan fisiologis, sehingga dari segi ini penyakit
tanaman adalah penyimpangan dari sifat normal sehingga tanaman tidak dapat
melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya. Rangkaian proses fisiologi itu
dapat berupa: (1) pembentukan cadangan makanan bahan dalam bentuk biji (busuk
biji), akar dan tunas, (2) pertumbuhan juvenile baik pada semai maupun
perkembangan tunas (penyakit layu pucuk dan daun), (3) perpanjangan akar dalam
usaha untuk mendapatkan air dan mineral (busuk akar), (4) transportasi air,
(layu vaskuler), (5) fotosintesis (klorosis, bercak daun), (6) translokasi
fotosintat untuk dimanfaatkan oleh sel (kanker) dan (7) integritas structural
(busuk gubal, busuk pangkal batang). Dengan terganggunya proses fisiologis ini
tanaman memberikan respons dalam bentuk gejala.
B. Tujuan
Praktikum tentang pemindahan virus penyebab penyakit tanaman dengan tali
putri ini bertujuan untuk mengetahui apakah penyakit yang disebabkan suatu
virus dapat dibiarkan dengan menggunakan tali putri.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
1.Sistematika
Tali putri memiliki sistematika Kingdom Plantae, Divisio Spermatophyta, Kelas Angiospermae, Subkelas Dycotiledonae, Ordo Solonales, Famili Convolvulaceae, Genus Cuscuta, Spesies Cuscuta sp. (Backer, van den Brink 1968:483) .
2. Nama
Nama sinonim tali putri adalah Cassytha capillaries F.Viil., Cassytha filiformis L.
Di Jawa, tali putri dikenal dengan nama sangga langit (Sunda), tali putri (Jawa).
3. Deskripsi
Baik pada Stachytarpheta maupun pada Barleria, khususnya yang dipakai sebagai pagar hidup, sering terdapat tali putri, Cuscuta sp., suatu tanaman berbunga (Convolvulaceace) yang bersifat sebagai parasit obligat.
a. Akar
Akar merupakan batil penghisap yang terbentuk dari epidermis batang induk dan terpenetrasi ke dalam berkas pengangkut inang dengan tekanan atau ekskresi fermentasi. Haustorium sejati baru tumbuh kemudian, berasal dari endogen kortek dari sebelah luar perisikel ( Singh, 1978). Batil penghisap mengeluarkan enzim, seperti diastase yang dapat menghidrolase tepung dan bahan potensial makanan di dalam tubuh inang ( Walker, 1950). Melalui sel transfer yang terdapat di dalam haustorium Cuscuta sp. dapat dengan mudah menyerap bahan organic dan anorganik inangnya. Menurut Walswinkoln (1978) di dalam semang terdapat sel transfer yang akan meningkatkan efisiensi dalam menyerap larutan apoplas inang.
b. Batang
Cuscuta sp. yang mempunyai batang seperti benang yang sering membentuk kumpulan kusut yang berwarna kuning atau merah jambu, membelit pada batang tanaman inang, dan membentuk alat pengisap (haustorium) yang masuk kedalam jaringan kulit maupun jaringan kayu (Semangun,1994:729).
c. Daun, Bunga, Buah dan Biji
Daun hanya dalam waktu singkat langsung berubah menjadi bentuk seperti sisik kecil ( Agrios, 1996).
Bunga kecil, tersusun seperti setukal benang kusut, banci, aktinomorf. Tajuk bunganya tumpul, seluruh tajuk bunga mempunyai panjang 2-3 mm, berwarna putih. Sisik dibawah benang sari tidak keluar dari tabung tajuk bunga. Kelopak 1,5-2 mm, bagian-bagiannya tidak saling menutupi. Kelopak terdiri atas 5 atau 4 daun, kelopak yang bebas atau berlekatan , berwarana putih atau merah jambu, berbentuk lonceng atau hampir bulat, dengan 5 atau 4 taju-taju. Benang sari 5, tangkai sari pendek tertanam pada pangkal mahkota, berseling dengan taju-taju. Di daerah benang sari terdapat sisik-sisik yang berlekuk atau berbulu mata. Bakal buah menumpang, beruang dua dengan sempurna atau tidak sempurna, masing-masing dengan 2 bakal biji. Tangkai putik 2, bebas atau berlekatan. Buahnya buah kendaga berbentuk bulat, kerung, atau bedaging, berisi 1-4 biji. Buah bergaris tengah 3-4 mm (Semangun,, 1994:729). Biji dengan lembaga yang melingkari endospermanya, lembaga tanpa daun lembaga, (Tjitrosoepomo, 2004). Berwarna abu-abu sampai coklat kemerahan. Tekstur biji kasar. Rata-rata setiap tumbuhan menghasilkan 3000 biji (Agrios, 1996).
Tali putri memiliki sistematika Kingdom Plantae, Divisio Spermatophyta, Kelas Angiospermae, Subkelas Dycotiledonae, Ordo Solonales, Famili Convolvulaceae, Genus Cuscuta, Spesies Cuscuta sp. (Backer, van den Brink 1968:483) .
2. Nama
Nama sinonim tali putri adalah Cassytha capillaries F.Viil., Cassytha filiformis L.
Di Jawa, tali putri dikenal dengan nama sangga langit (Sunda), tali putri (Jawa).
3. Deskripsi
Baik pada Stachytarpheta maupun pada Barleria, khususnya yang dipakai sebagai pagar hidup, sering terdapat tali putri, Cuscuta sp., suatu tanaman berbunga (Convolvulaceace) yang bersifat sebagai parasit obligat.
a. Akar
Akar merupakan batil penghisap yang terbentuk dari epidermis batang induk dan terpenetrasi ke dalam berkas pengangkut inang dengan tekanan atau ekskresi fermentasi. Haustorium sejati baru tumbuh kemudian, berasal dari endogen kortek dari sebelah luar perisikel ( Singh, 1978). Batil penghisap mengeluarkan enzim, seperti diastase yang dapat menghidrolase tepung dan bahan potensial makanan di dalam tubuh inang ( Walker, 1950). Melalui sel transfer yang terdapat di dalam haustorium Cuscuta sp. dapat dengan mudah menyerap bahan organic dan anorganik inangnya. Menurut Walswinkoln (1978) di dalam semang terdapat sel transfer yang akan meningkatkan efisiensi dalam menyerap larutan apoplas inang.
b. Batang
Cuscuta sp. yang mempunyai batang seperti benang yang sering membentuk kumpulan kusut yang berwarna kuning atau merah jambu, membelit pada batang tanaman inang, dan membentuk alat pengisap (haustorium) yang masuk kedalam jaringan kulit maupun jaringan kayu (Semangun,1994:729).
c. Daun, Bunga, Buah dan Biji
Daun hanya dalam waktu singkat langsung berubah menjadi bentuk seperti sisik kecil ( Agrios, 1996).
Bunga kecil, tersusun seperti setukal benang kusut, banci, aktinomorf. Tajuk bunganya tumpul, seluruh tajuk bunga mempunyai panjang 2-3 mm, berwarna putih. Sisik dibawah benang sari tidak keluar dari tabung tajuk bunga. Kelopak 1,5-2 mm, bagian-bagiannya tidak saling menutupi. Kelopak terdiri atas 5 atau 4 daun, kelopak yang bebas atau berlekatan , berwarana putih atau merah jambu, berbentuk lonceng atau hampir bulat, dengan 5 atau 4 taju-taju. Benang sari 5, tangkai sari pendek tertanam pada pangkal mahkota, berseling dengan taju-taju. Di daerah benang sari terdapat sisik-sisik yang berlekuk atau berbulu mata. Bakal buah menumpang, beruang dua dengan sempurna atau tidak sempurna, masing-masing dengan 2 bakal biji. Tangkai putik 2, bebas atau berlekatan. Buahnya buah kendaga berbentuk bulat, kerung, atau bedaging, berisi 1-4 biji. Buah bergaris tengah 3-4 mm (Semangun,, 1994:729). Biji dengan lembaga yang melingkari endospermanya, lembaga tanpa daun lembaga, (Tjitrosoepomo, 2004). Berwarna abu-abu sampai coklat kemerahan. Tekstur biji kasar. Rata-rata setiap tumbuhan menghasilkan 3000 biji (Agrios, 1996).
d. Habitat dan Penyebaran
Cuscuta sp. tersebar luas dari Afrika sampai Asia, Cina Tengah dan Selatan, Jepang, sampai Asia Tenggara dan Australia Utara. Cuscuta sp. tumbuh terutama di pantai dan daerah-daerah yang langsung berada di belakang pantai, sering membentuk selimut tebal di balik belukar. Kadang-kadang, varietas ini dijumpai di darat, tetapi tidak lebih dari ketinggian diatas 600 m dpl. dan dijumpai baik pada daerah-daerah lembab dan kering. Umumnya terdapat pada tinggi 5-500 m dari permukaan air laut (Backer Bakhuizen van den Brink, 1965:485).
Parasit ini terutama dipencarkan oleh manusia sendiri, yang mengangkapnya sebagai tumbuhan yang menarik (seperti tembakau), dan tidak mengetahui bahwa sebenarnya adalah parasit. Cuscuta sp. juga dapat dipencarkan dengan bijinya.
e. Perkecambahan dan Tahap pertumbuhan
Perkecambahan biji merupakan awal kehidupan Cuscuta sp. tanah. Biji berkecambah ditanah lalu membelit tumbuhan yang sesuai yang terdapat didekatnya (Semangun,1994:748)
Tali putri tersebar di kawasan tropik dan ditemukan tumbuh
pada beberapa tanaman perdu dan semak yang rendah, baik semak belukar maupun
lapangan terbuka pada daerah pantai atau jauh dari pantai. Tumbuh tidak teratur
dan dapat menutup tumbuhan inang (host) hingga tidak kelihatan sama sekali.
Batangnya berbentuk bulat seperti benang, lemah, bercabang, dengan diameter
kurang dari 0,5 mm, berwarna cokelat muda kekuningan, panjangnya bervariasi,
bisa mencapai 3-8 meter, melekat pada tumbuhan lain dengan alat pengisap.
Daunnya berupa sisik kecil. Sedangkan bunganya juga berukuran kecil, berwarna
putih kekuningan, berkumpul berbentuk bulir dengan panjang 2-5 cm. Buahnya
berbentuk bulat, berdaging, dengan diameter 3-7 mm. (dr. Setiawan
Dalimartha, “Atlas Tanaman Obat Indonesia”,Puspa Swara, 2006).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
C.Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada
hari Sabtu, 19 maret 2016 pukul 09.00 – 12.00 WITA di Laboratorium Hama
Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman.
1.Bahan
dan Alat
-Alat tulis
-Tanaman yang sakit
-Tanaman yang sehat
-Tali putri
-Sambung pucuk
2.Cara
kerja
-Lilitkan satu sisi tali putri ke tanaman
sehat dan satu sisi ke tanaman sakit.
-Letakkan pada daerah yang tertutup.
-Setelah tali putri terlilit pada
tanaman,keluarkan tanaman ke areal yang terbuka.
-Amati apakah tanaman terinfeksi virus
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
D.Hasil Pengamatan


E.Pembahasan
BAB
V
PENUTUP
F.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Djafaruddin. 1996. Dasar-Dasar
Perlindungan Tanaman (umum). Bumi aksara. Jakarta.
Setiawan Dalimartha. 2006.Atlas
Tanaman Obat Indonesia .Puspa Swara.
Comments
Post a Comment