{ CONTOH PROPOSAL PENELITIAN }
Isi dan format proposal penelitian
Bagian awal :
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Perumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Hipotesis penelitian
E. Manfaat penelitian
Isi dan format skripsi penelitian
Bagian awal :
B. Perumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Hipotesis penelitian
E. Manfaat penelitian
PENYUSUNAN TINJAUAN PUSTAKA
Penelusuran bahan-bahan kepustakaan atau literatur adalah mutlak dilakukan sejak mulai dari perencanaan suatu penelitian sampai pada, pengambilan keputusan atau kesimpulan hasil penelitian. Semakin luas baik kualitas maupun kuantitas penelusuran literatur, akan memberikan bobot lebih pada hasil atau kesimpulan penelitian seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang peneliti dalam perjalanau karirnya tidak akan terlepas dari menelusuri literatur atau kepustakaan.
Pada penyusunan tinjauan pustaka atau Bab II dalam proposal/skripsi, merupakan gambaran penelusuran kepustakaan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelum penelitian dilakukan. Tinjauan Pustaka biasa berisi teori-teori dasar tentang objek penelitian, perlakuan yang dipilih dan variabel atau peubah yang dipakai.
Sebagai contoh adalah penelitian dengan judul ‘Pengaruh pemberian probiotik starbio dan lemak ayam terhadap produksi puyuh” Maka garis besar isi Tinjauan Pustaka adalah sebagai berikut :
Pengutipan hasil kesimpulan atau pendapat orang lain yang digunakan untuk mendukung suatu tulisan ilmiah tunduk pula pada etika dan moral penelitian. Dalam hal ini tata cara pengutipan, penampilan kutipan dalam laporan atau tulisan ilmiah lazim mengacu pada pola-pola tertentu.
Jadi sebenarnya publikasi ilmiah beserta pembaca clan pengutipnya tidaklain dari sebuah jaringan media ilmiah untuk dapat bertukar informasi sesama atau untuk yang membutuhkan. la mempunyai jaringan yang tidak mengenal batas negara atau daerah, dan berialan secara simultan tanpa diatur secara ketat oleh negara.
Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pelaku, tidak mempunyai hukuman yang tegas, tapi lebih banyak dihukum secara moral, dikucilkan dari masyarakat ilmiah atau tidak dihargai lagi balk tulisan maupun ucapannya.
Untuk itu masyarakat ilmiah secara spontan membentuk pola-pola penelusuran literatur, tata cara pengutipan clan penulisan serta publikasi lanjutan. Walaupun terjadi perbedaanperbeclaan antara satu lembaga dengan lembaga lain atau antara satu negara dengan negara lain, namun tetap memegang prinsip-prinsip dasar yang sama seluruh dunia.
II. PENELUSURAN LITERATUR
Penelusuran literatur tidak terlepas dari polarisasi keilmuan seseorang. Penguasaan literatur bersifat akumulatif pada diri seseorang, balk melalui peneusuran literatur, berupa buku, jurnal clan bentuk lainnya. Senioritas seorang peneliti sang menentukan kemampuannya untuk memilih literatur yang tepat.
Beberapa hal yang perlu menjacli perhatian dalam penelusuran literatur :
3. Tahun penerbitan
Perkembangan ilmu clan teknologi benar-benar sangat cepat, apalagi ditunjang oleh perkembangan dunia teknik informatika dewasa ini. Pemilihan terhadap sumber yang akan dikutip haruslah dari penerbitan yang mutakir. Tidak jarang suatu penerbitan atau jurnal yang telah berlalu beberapa tahun, kesimpulan yang diperoleh mengalami perubahan clan kemajuan. Demikan juga dari sumber buku (text book), yang selalu diperbaharui oleh penerbitnya. Tidak ada suatu ukuran standard mengenai berapa larva penerbitan yang pantas untuk tidak digunakan lagi. Bobot suatu laporan dinilai kurang akurat bila menggunakan acuan kepustakaan katakanlah sebagian besar penerbitan tahun enam puluhan.
III. PENGUTIPAN LITERATUR
Metoda pengutipan literatur atau pustaka juga bervariasi, tergantung kebiasaan seseorang penulis. Pengutipan pustaka yang umum dilakukan antara lain adalah
3. Pengutipan dari kutipan orang lain.
Suatu kutipan dari sebuah laporan seseorang dimungkinkan pula untuk dikutip kembali. Namun sebaiknya dihindari karena dikhawatirkan akan terjadi perubahan maksud clan artinya. Apabila sangat terpaksa, dan literatur aslinya tidak mungkin lagi ditemukan, maka barulah cara ini dapat ditempuh. Pola ini harus didasari oleh etika yang tinggi, dengan menyebutkan sumber asli dari pengutip pertama. Dalam hal ini penunjukkan pengutip pertama di dahului dengan kata-kata cit. (kependekan “citatuni”) yang dicetak miring atau digaris bawahi bila menggunakan mesin ketik konvensional.. Pada daftar pustaka harus dicantumkan nama pengarang pertama, tahun penerbitannya, kemudian nama pengarang dan penerbit pengutip pertama. Contoh : Menurut Amir Husin, 1997 (cit. Yudono Kasim, 1998) bahwa pengembangan lahan gambut di Kalimantan terancam gagal akibat dalam pengelolaannya tidak memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. Citatum di sini menunjukkan bahwa penulis hanya membaca tulisan Yudono Kasim, 1998 yang di dalamnya menginformasikan pendapat dari Amir Husin tahun terbitan 1997.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Sumber pengutipan literatur baik langsung atau tidak langsung maupun kutipan citatum pada bagian akhir dari tulisan ilmiah tersebut dicantumkan pada daftar sumber-sumber kepustakaan. Penulisan baku sumber kepustakaan dimulai dengan nama famili pengarang, tahun penerbitan, judul, penerbit, kota penerbit, dan selanjutnya jumlah halaman. Namun demikian pada berbagai jenis sumber kepustakaan seperti jurnal, buku, prosiding, koran dan sebagainya diperlukan tambahan-tambahan informasi.
Penyusunan daftar kepustakaan lazim menggunakan urutan abjad dari nama famili pengarang, tanpa diberi nomor urut. Penamaan daftar kepustakaan atau literatur inipun bervariasi. Sebagian menyenangi menyebutnya dengan referensi, kepustakaan, daftar pustaka dan bahkan ada yang menyebut daftar bacaan atau literatur. Pemilihan nama kepustakaan ini diserahkan sepenuhnya pada kebiasaan penulis, cuma disarankan agar sebaiknya dipakai yang lazim digunakan.
Penulisan nama pengarang sebagian penulis menyenangi untuk mencantumkannya dalam huruf kapital agar lebih menonjol. Pada waktu terakhir umumnya penulis-penulis memakai huruf biasa (bukan kapital). Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
Huruf pertama nama-nama pengarang yang sama, akan diurut menurut abjad berdasarkan huruf kedua atau huruf berikutnya. Pada baris pertama ditulis mulai dari pinggir teks kiri, clan baris berikutnya dimulai pada ketukan ke enam atau ke delapan. Penampilan literatur berikutnya digunakan paragraf atau alinea sebesar setengah tingginya huruf sebagai pembatas.
Pada nama-nama famili yang dijelas, nama famili ditulis di depan nama kecil penulis. Hal ini tidak sulit membedakan untuk nama-nama penulis di luar Indonesia. Tapi untuk penulis Indonesia agak berbeda. Apabila tidak diketahui dengan jelas nama familinya, maka tetap dicantumkan utuh seperti biasa. Kesulitan akan dijumpai untuk menentukan nama-nama famili dari penulis yang berasal dari negara-negara yang tidak diketahui secara persis sistem penulisan namanya.
Dijumpai juga suatu tulisan ilmiah yang tidak mencantumkan namanya, tapi hanya lembaga saja. Dalam hal ini dahulu orang menyebut pengarangnya dengan Annonymous yang artinya tanpa nama. Tapi sekarang lebih cenderung ditulis dengan nama lembaga.
Dalam teks kutipan nama seseorang pengarang yang dikutip biasanya hanya ditulis nama familinya saja. Contoh nama lengkap adalah John Martin Butler, maka dalam teks disebutkan kutipannya Menurut Butler 1999 bahwa , sedangkan dalam daftar
pustaka ditulis Butler, John Martin 1999. Bila pengarang dua orang maka penulisan nama ke dua dalam daftar pustaka ditulis secara normal tanpa menclahulukan nama familinya. Demikian juga halnya dalam teks tetap hanya mencantumkan nama famili. Contoh : menurut Butler dan Watt 1999, sebenarnya nama lengkap keduanya adalah : Butler, John Martin and James Kenneth Watt 1998.
Contoh-contoh :
Amir Husin. 1998. Reklamasi tanah gambut di Kalimantan Selatan dalain Ahyat Kusumanegara dan Hengky Gunawan (ed) 1998. Prosiding, Seminar tanah gambut tanggal 21 – 26 Oktober 1998 di Bogor. Lembaga Pusat Penelitian Tanah Bogor 96 halaman.
Bagian awal :
- Kulit depan
- Kulit dalam
- Halaman persyaratan
- Halaman persetujuan
- Kata pengantar
- Daftar isi
- Deftar tabel
- Deftar gambar
- Daftar lampiran
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Perumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Hipotesis penelitian
E. Manfaat penelitian
- II. TINJAUAN PUSTAKA
- III. MATERI DAN METODE (METODOLOGI)
- IV. Prakiraan biaya (jika diperlukan saja)
Isi dan format skripsi penelitian
Bagian awal :
- Kulit depan
- Kulit dalam
- Ringkasan
- Halaman persyaratan
- Halaman persetujuan
- Halaman tanda tangan penguji
- Halaman penghargaan jika ada
- Riwayat hidup
- Kata pengantar
- Daftar isi
- Daftar tabel
- Daftar gambar
- Daftar lampiran
- PENDAHULUAN
B. Perumusan masalah
C. Tujuan penelitian
D. Hipotesis penelitian
E. Manfaat penelitian
- TINJAUAN PUSTAKA
- MATERI DAN METODE (METODOLOGI)
- HASIL DAN PEMBAHASAN
- KESIMPULAN DAN SARAN atau KESIMPULAN saja jika tidak ada saran.
- Daftar pustaka
- Lampiran
PENYUSUNAN TINJAUAN PUSTAKA
Penelusuran bahan-bahan kepustakaan atau literatur adalah mutlak dilakukan sejak mulai dari perencanaan suatu penelitian sampai pada, pengambilan keputusan atau kesimpulan hasil penelitian. Semakin luas baik kualitas maupun kuantitas penelusuran literatur, akan memberikan bobot lebih pada hasil atau kesimpulan penelitian seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang peneliti dalam perjalanau karirnya tidak akan terlepas dari menelusuri literatur atau kepustakaan.
Pada penyusunan tinjauan pustaka atau Bab II dalam proposal/skripsi, merupakan gambaran penelusuran kepustakaan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelum penelitian dilakukan. Tinjauan Pustaka biasa berisi teori-teori dasar tentang objek penelitian, perlakuan yang dipilih dan variabel atau peubah yang dipakai.
Sebagai contoh adalah penelitian dengan judul ‘Pengaruh pemberian probiotik starbio dan lemak ayam terhadap produksi puyuh” Maka garis besar isi Tinjauan Pustaka adalah sebagai berikut :
- A. Puyuh, menjelaskan dengan ringkas tentang ternak puyuh dan keberadaannya di Indonesia serta gambaran produksinya.
- B. Ransum Puyuh, menguraikan tentang kebutuhan gizi temak puyuh terutapa pads mass produksi.
- C. Lemak Ayam, menguraikan tentang lemak ayam baik secara fisik, kimia atau biologi serta peranannya dalam ransum. Lebih baik lagi jika didukung dengan hasil-hasil penelitian yang berhubungan.
- D. Peran Probiotik Starbio Dalam Ransum, menguraikan tentang probiotik khususnya Starbio baik secara fisik, kimia atau biologi serta peranannya dalam ransum. Lebih baik lagi jika didukung dengan hasil-hasil penelitian yang berhubungan.
- E. Produksi Telur, menguraikan tentang produksi telur temak puyuh dan hubungannya dengan perlakuan yang akan diberikan Lebih baik jika didukung dengan hasil hasil penelitian yang berhubungan.
- F. Konversi Ransum, menguraikan tentang konversi ransum ternak puyuh serta hubungannya dengan ransum yang digunakan. Lebih baik lagi jika didukung dengan hasil-hasil penelitian yang berhubungan.
Pengutipan hasil kesimpulan atau pendapat orang lain yang digunakan untuk mendukung suatu tulisan ilmiah tunduk pula pada etika dan moral penelitian. Dalam hal ini tata cara pengutipan, penampilan kutipan dalam laporan atau tulisan ilmiah lazim mengacu pada pola-pola tertentu.
Jadi sebenarnya publikasi ilmiah beserta pembaca clan pengutipnya tidaklain dari sebuah jaringan media ilmiah untuk dapat bertukar informasi sesama atau untuk yang membutuhkan. la mempunyai jaringan yang tidak mengenal batas negara atau daerah, dan berialan secara simultan tanpa diatur secara ketat oleh negara.
Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pelaku, tidak mempunyai hukuman yang tegas, tapi lebih banyak dihukum secara moral, dikucilkan dari masyarakat ilmiah atau tidak dihargai lagi balk tulisan maupun ucapannya.
Untuk itu masyarakat ilmiah secara spontan membentuk pola-pola penelusuran literatur, tata cara pengutipan clan penulisan serta publikasi lanjutan. Walaupun terjadi perbedaanperbeclaan antara satu lembaga dengan lembaga lain atau antara satu negara dengan negara lain, namun tetap memegang prinsip-prinsip dasar yang sama seluruh dunia.
II. PENELUSURAN LITERATUR
Penelusuran literatur tidak terlepas dari polarisasi keilmuan seseorang. Penguasaan literatur bersifat akumulatif pada diri seseorang, balk melalui peneusuran literatur, berupa buku, jurnal clan bentuk lainnya. Senioritas seorang peneliti sang menentukan kemampuannya untuk memilih literatur yang tepat.
Beberapa hal yang perlu menjacli perhatian dalam penelusuran literatur :
- 1. Relevansi
- 2. Jenis sumber
3. Tahun penerbitan
Perkembangan ilmu clan teknologi benar-benar sangat cepat, apalagi ditunjang oleh perkembangan dunia teknik informatika dewasa ini. Pemilihan terhadap sumber yang akan dikutip haruslah dari penerbitan yang mutakir. Tidak jarang suatu penerbitan atau jurnal yang telah berlalu beberapa tahun, kesimpulan yang diperoleh mengalami perubahan clan kemajuan. Demikan juga dari sumber buku (text book), yang selalu diperbaharui oleh penerbitnya. Tidak ada suatu ukuran standard mengenai berapa larva penerbitan yang pantas untuk tidak digunakan lagi. Bobot suatu laporan dinilai kurang akurat bila menggunakan acuan kepustakaan katakanlah sebagian besar penerbitan tahun enam puluhan.
III. PENGUTIPAN LITERATUR
Metoda pengutipan literatur atau pustaka juga bervariasi, tergantung kebiasaan seseorang penulis. Pengutipan pustaka yang umum dilakukan antara lain adalah
- 1. Pengutipan langsung.
- 2. Pengutipan tidak langsung
3. Pengutipan dari kutipan orang lain.
Suatu kutipan dari sebuah laporan seseorang dimungkinkan pula untuk dikutip kembali. Namun sebaiknya dihindari karena dikhawatirkan akan terjadi perubahan maksud clan artinya. Apabila sangat terpaksa, dan literatur aslinya tidak mungkin lagi ditemukan, maka barulah cara ini dapat ditempuh. Pola ini harus didasari oleh etika yang tinggi, dengan menyebutkan sumber asli dari pengutip pertama. Dalam hal ini penunjukkan pengutip pertama di dahului dengan kata-kata cit. (kependekan “citatuni”) yang dicetak miring atau digaris bawahi bila menggunakan mesin ketik konvensional.. Pada daftar pustaka harus dicantumkan nama pengarang pertama, tahun penerbitannya, kemudian nama pengarang dan penerbit pengutip pertama. Contoh : Menurut Amir Husin, 1997 (cit. Yudono Kasim, 1998) bahwa pengembangan lahan gambut di Kalimantan terancam gagal akibat dalam pengelolaannya tidak memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. Citatum di sini menunjukkan bahwa penulis hanya membaca tulisan Yudono Kasim, 1998 yang di dalamnya menginformasikan pendapat dari Amir Husin tahun terbitan 1997.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Sumber pengutipan literatur baik langsung atau tidak langsung maupun kutipan citatum pada bagian akhir dari tulisan ilmiah tersebut dicantumkan pada daftar sumber-sumber kepustakaan. Penulisan baku sumber kepustakaan dimulai dengan nama famili pengarang, tahun penerbitan, judul, penerbit, kota penerbit, dan selanjutnya jumlah halaman. Namun demikian pada berbagai jenis sumber kepustakaan seperti jurnal, buku, prosiding, koran dan sebagainya diperlukan tambahan-tambahan informasi.
Penyusunan daftar kepustakaan lazim menggunakan urutan abjad dari nama famili pengarang, tanpa diberi nomor urut. Penamaan daftar kepustakaan atau literatur inipun bervariasi. Sebagian menyenangi menyebutnya dengan referensi, kepustakaan, daftar pustaka dan bahkan ada yang menyebut daftar bacaan atau literatur. Pemilihan nama kepustakaan ini diserahkan sepenuhnya pada kebiasaan penulis, cuma disarankan agar sebaiknya dipakai yang lazim digunakan.
Penulisan nama pengarang sebagian penulis menyenangi untuk mencantumkannya dalam huruf kapital agar lebih menonjol. Pada waktu terakhir umumnya penulis-penulis memakai huruf biasa (bukan kapital). Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
- 1. Nama
Huruf pertama nama-nama pengarang yang sama, akan diurut menurut abjad berdasarkan huruf kedua atau huruf berikutnya. Pada baris pertama ditulis mulai dari pinggir teks kiri, clan baris berikutnya dimulai pada ketukan ke enam atau ke delapan. Penampilan literatur berikutnya digunakan paragraf atau alinea sebesar setengah tingginya huruf sebagai pembatas.
Pada nama-nama famili yang dijelas, nama famili ditulis di depan nama kecil penulis. Hal ini tidak sulit membedakan untuk nama-nama penulis di luar Indonesia. Tapi untuk penulis Indonesia agak berbeda. Apabila tidak diketahui dengan jelas nama familinya, maka tetap dicantumkan utuh seperti biasa. Kesulitan akan dijumpai untuk menentukan nama-nama famili dari penulis yang berasal dari negara-negara yang tidak diketahui secara persis sistem penulisan namanya.
Dijumpai juga suatu tulisan ilmiah yang tidak mencantumkan namanya, tapi hanya lembaga saja. Dalam hal ini dahulu orang menyebut pengarangnya dengan Annonymous yang artinya tanpa nama. Tapi sekarang lebih cenderung ditulis dengan nama lembaga.
Dalam teks kutipan nama seseorang pengarang yang dikutip biasanya hanya ditulis nama familinya saja. Contoh nama lengkap adalah John Martin Butler, maka dalam teks disebutkan kutipannya Menurut Butler 1999 bahwa , sedangkan dalam daftar
pustaka ditulis Butler, John Martin 1999. Bila pengarang dua orang maka penulisan nama ke dua dalam daftar pustaka ditulis secara normal tanpa menclahulukan nama familinya. Demikian juga halnya dalam teks tetap hanya mencantumkan nama famili. Contoh : menurut Butler dan Watt 1999, sebenarnya nama lengkap keduanya adalah : Butler, John Martin and James Kenneth Watt 1998.
- 1. Jurnal
- 2. Buku (Text Book)
- 4. Prosiding
- 5. Suntingan
- 6. Skripsi, tesis dan disertasi
- 7. Koran dan majalah populer
Contoh-contoh :
Amir Husin. 1998. Reklamasi tanah gambut di Kalimantan Selatan dalain Ahyat Kusumanegara dan Hengky Gunawan (ed) 1998. Prosiding, Seminar tanah gambut tanggal 21 – 26 Oktober 1998 di Bogor. Lembaga Pusat Penelitian Tanah Bogor 96 halaman.
Comments
Post a Comment