BENTUK ASOSIASI SERANGGA DAN GULMA
HAIRIL ANWAR,S.P.
Di alam dapat ditemukan berbagai jenis
serangga pada gulma, yang oleh sementara pihak sering dianggap sebagai hama
tanpa meneliti status dari serangga yang bersangkutan. Memang diatara serangga tersebut ada yang
berstatus sebagai hama, namun banyak pula yang berstatus sebagai musuh alami
pada gulma. Bahkan ada pula yang
berstatus sebagai vector.
Serangga hama mempunyai inang gulma
Pada beberapa buku sudah sering
dinyatakan berbagai jenis serangga hama mempunyai inang gulma.
Misalnya Kalshoven (1980), menyebutkan
beberapa jenis belalang dan ulat yang disamping makan tanaman budidaya juga
makan rerumputan, terutama jenis serangga hama yang olygofag atau polyfag
.
Ulat grayak , berbagai jenis lalat dan kumbang
pemakan tanaman mempunyai inang berbagai jenis gulma, kesemua itu menggambarkan
serangga yang berstatus hama dalam asosiasinya dengan gulma menggunakan gulma
sebagai inangnya.
Bentuk asosiasi serangga dengan gulma
dimana jenis serangga pemakan gulma yang tidak memakan tanaman budidaya dapat
dikategorikan sebagai musuh alami sejati (Soeprapto Mangoendihardjo,
1985).
Serangga itu ada yang berinang lebih dari satu jenis
gulma baik yang olygofag maupun yang polyfag.
Bentuk asosiasi adalah memanfaatkan
gulma sebagai sumber pakan dan tempat berlindung bagi serangga yang berstatus
sebagai parasit dan predator.
Tentang hal ini telah ditemukan oleh Doutt et al.
(1976), Syed (1976) dan Yasumatsu (1975), para penulis tersebut mengatakan bahwa
parasit dewasa, khususnya anggota suku Ichneumonidae dan Brachonidae makan
nectar, khususnya cecopet makan serbuk sari sebelum musuh alami ini menemukan
inangnya.
Menurut Sweetman, (1963) gulma merupakan sumber
nectar dan serbuk sari.
Pada sisi lain gulma sering digunakan
sebagai tempat hidup dan berlindung serangga yang berstatus sebagai vector
berbagai penyebab penyakit, baik pada manusia ataupun hewan.
Menurut Oemijati dan Kadarsan (1974), Soerjani et al
(1976), dan Soerjani dan Pancho (1978), dikatakan bahwa beberapa jenis gulma
air menjadi tempat hidup bagi larva dan nyamuk dewasa.
Mardihusodo et al.
(1979) populasi nyamuk Mansenia dan Anopheles di daerah
berawa dan persawahan lebih tinggi dari lahan kering.
Telah diketahui bahwa nyamuk Mansenia banyak
ditemukan pada gulma air penting antara lain Pistia stratiotes dan Eichornia
crassipes.
Kedua jenis
gulma tersebut dan Hydrilla verticillata di Rawa Pening juga menjadi
tempat hidup yang baik bagi larva Tabanus yang bentuk dewasanya menjadi pengisap
darah ternak.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mangoendihardjo dan Syed, (1978) , Mangoendihardjo dan Nasroh, (1976),
Mangoendihardjo dan Soerjani, (1978), dan Lestari, (1983), menunjukkan bahwa
pada gulma air da darat atau yang tumbuh pada kedua habitat, menurut statusnya
dapat dibedakan menjadi empat bentuk asosiasi serangga gulma.
STATUS GANDA
Terdapat
beberapa jenis serangga pemakan gulma yang berstatus sebagai hama. Jadi serangga itu berstatus ganda yakni
sebagai musuh alami gulma dan hama pada berbagai jenis tanaman. Diantara yang banyak dijumpai di lapangan
antara lain :
1.
Gulma air
Eichornia
crassipes di Indonesia sering diserang oleh ulat grayak (Spodoptera
litura), lima jenis belalang yaitu Oxya japanica, O. chirensis,
Attrac tomorpa psitachina, Pseudocarsula sp dan Gesonula
punctifrons yang dikenal juga sebagai hama padi, jagung dan talas.
Salvinia
molesta dan Pistia stratiotes kadang-kadang ditemukan ulat Spodopter mauritia
yang makan daun muda. Disamping itu
ditemukan pula belalang Acrida turita yang biasa menyerang ubi jalar.
Gulma air yang banyak ditemukan
diselokan, sawah atau pematang sawah yakni rubah (Ludwigia ascendens) dan
lombokan (L. hyssopifolia) sering diserang oleh ulat Theretra oldemandie,
belalang Valanga nigricornis, dan kumbang pemakan bunga Popilla bisiratta. Ulat dan belalang tersebut dikenal sebagai
hama pada tanaman talas, sedang kan kumbang Popilla juga memakan berbagai jenis
bunga tanaman buididaya.
2.
Gulma darat
Pada
Imperata cylindrica ditemukan penggerek batang Tryporiza incertulas
dan Chilo sp., ulat daun Melanitis leda dan Boaris conjunta
yang kesemuanya dikenal sebagai hama tanaman padi.
Sedang ditemukan makan rimpang
alang-alang adalah serangga Holotrichis helleri.
Cyperus
rotundus dapat menjadi inang berbagai jenis uret, belalang dan Aphis
apabila inang utamanya kurang.
Demikian pula ulat tanah dan ulat grayak
sering ditemukan makan daun teki yang masih muda.
Amaranthus
spinosus menjadi inang berbagai jenis seangga hama diantaranya, ulat Heliotis
ermigera, Tiracola plagiata dan H. revurvalia. Ageratum conyzoides disamping menjadi
pakan berbagai jenis serangga tanah, khususnya jangkrik dan gangsir, juga
menjadi pakan bagi belalang Catantops humalis. Gulma ini juga menjadi inang Empoasca dan Heliothis
ermigera yang merupakan ulat penggerak tongkol jagung.
MUSUH ALAMI SEJATI
Yang
dimaksud dengan musuh alami sejati ialah serangga pemakan gulma yang tidak
berstatus sebagai hama.
Serangga tersebut ada yang berinang
lebih dari satu jenis gulma, tetapi sejauh penelitian yang telah dilakukan
tidak mempunyai inang tanaman yang dibudidayakan
Diantaranya yang ditemukan dilapang
antara lain pada :
1.
Gulma air
Pada
eceng gondok hanya ditemukan satu jenis ulat yang sampai sekarang belum diketahui
statusnya sebagai hama yakni Syntomis germane.
Kupunya sering hinggap pada rerumputan
sedangkan ulatnya sering dijumpai pada eceng gondok.
Salvinia molesta, Pistia stratiotes sering diserang ulat kantung Nymphulla
responsalis.
Ulat tersebut sering pula ditemukan pada
Azolla pinnata, Marsillea crenata dan Monochoria vaginalis.
Jenis ulat kantong lain yang ditemukan
makan gulma air Hydrilla verticillata yaitu Nymphulla diminutalis.
Pada Pistia stratiotes kutu
Rhopalosiphum nymphea yang juga menyerang eceng gondok, kayambang dan
Nymphea.
Jenis serangga lain yang khusus inangnya
Pistia stratiotes yaitu Proxennus hennia.
Ulat ini mempunyai potensi merusask yang
tinggi sekali.
Pada
ganggang terdapat pula serangga penggerek daun yang inangnya terbatas pada Hydrylla
verticillata yakni Hydrellia sp. , lalat yang berukuran 2 mm itu
larvanya meggerek daun ganggang sehingga dapat disebut sebagai serangga
aquatic.
Potensi merusaknya rendah terutama
akibat serangan larva Odonata terhadap larva lalat itu.
- Ludwigia
adcendense dan L.
hyssopifolia mempunyai tiga jenis serangga musuh almi sejati yaitu Haltica
sp.
- Terutama
terdapat pada L. adcendense, kemudian H. cyanae dan Nanophyes nigritulus.
- Kedua jenis
pertama adalah kumbang pemakan daun sedang yang ketiga adalah kumbang
penggerek buah.
- Ketiganya
mempunyai inang terbatas pada anggota suku Onagraceae
2.
Gulma darat
Seperti
halnya pada gulma air, pada gulma darat juga telah diketahui adanya beberapa
jenis musuh alami sejati. Diantara
jenis-jenis yang sudah dikenal yaitu ganjur alang-alang Orseoliella javanica
sampai sekarang serangga ini masih terbatas daerah penyebarannya yakni di
Jawa saja.
Hasil uji kisaran inang menunjukkan
bahwa ganjur itu berinang khusus alang-alang.
Namun potensi merusaknya terbatas karena
serangan musuh alaminya yang berupa semut dan parasit terutama Platygaster
sp.
Teki
(Cyperus) sering diserang penggerek batang yang terdiri dari ulat Bactra
venosana dan kumbang moncong Athesapeuta cyperi.
Keduanya mempunyai inang terbatas
anggota marga Cyperus yang tumbuh didarat.
Namun potensi keduanya rendah, terutama
karena adanya parasit dan predator yang menekan populasi serangga itu.
Comments
Post a Comment