KONSEP PENGENDALIAN GULMA SECARA HAYATI

KONSEP PENGENDALIAN GULMA SECARA HAYATI

Dasar pemikiran digunakannya organisme hidup untuk pengendalian gulma ialah bahwa setiap gulma selalu ada musuh alaminya, lebih-lebih di daerah asal gulma, biasanya populasi antara gulma dan musuh alaminya dalam keadaan seimbang

Gulma secara langsung dipengaruhi oleh faktor :
-  iklim,
-  tanah,
-  tumbuhan lain,
-  serangga pemakan tumbuhan
kegiatan manusia;
Sedang secara tidak langsung dipengaruhi :                                   HAIRIL ANWAR, S.P.
 parasit dan predator yang mempengaruhi kehidupan serangga pemakan tumbuhan itu.
Serangga disini menggambarkan salah satu golongan musuh alami yang dapat digunakan sebagai sarana pengendalian hayati

Di dalam ekosistem pertanian ada faktor lainnya yang berperan dalam membentuk kesimbangan alami, yaitu
-  aktivitas manusia
-  tanaman budidaya.
Hal ini penting sebagai catatan bahwa kehadiran dan peran musuh alami dalam menekan populasi gulma tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik saja tetapi juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia.
Kadang-kadang aktivitas manusia merupakan faktor kunci sehingga pengendalian hayati gulma lebih efektif dalam beberapa lokasi

Program pengendalian gulma secara hayati dengan mengintroduksi musuh alami yang potensial dari Negara dimana gulma berasal merupakan cara terbaik untuk memecahkan problem gulma.
Dalam implementasinya pengendalian gulma secara hayati termasuk dengan introduksi, augmentasi atau konservasi, waktu tiga tahun dapat dapat digunakan sebagai standart untuk mengevaluasi kesuksesan program ini.
Jika hal tersebut tidak sukses dalam waktu sesudah tiga tahun maka program tersebut tidak layak diteruskan

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGENDALIAN GULMA SECARA HAYATI
Kelebihan gulma secara hayati adalah :
Tidak mempunyai pengaruh yang merusak
      flora dan fauna
Hasilnya bersifat permanen (tidak
      memerlukan pekerjaan ulangan)
Pada program jangka panjang lebih
      ekonomis dari pada penggunaan herbisida, karena tidak hanya tanpa pekerjaan ulangan, tetapi juga musuh alami dapat mencari gulma yang tidak dapat dijangkau apabila menggunakan herbisida.

Kelemahan dari pengendalian gulma secara hayati adalah :
Hasilnya tidak dapat diduga dan dihitung
      secara cepat.
Membutuhkan  waktu  yang lama dari
      pada  herbisida.  Padahal petani tanaman semusim pada umumnya ingin mengetahui proses hasil pengendalian dengan cepat.
Perubahan dari inang akan berbahaya bila
      menyerang tanaman pokok.
KRITERIA MUSUH ALAMI PENGENDALIAN GULMA SECARA HAYATI
Dalam pemilihan musuh alami untuk mengendalikan gulma secara hayati merupakan hal yang amat penting, dimana musuh alami yang akan digunakan betul-betul hanya akan memakan dari gulma dan tidak akan memakan tanaman budidaya.
Beberapa kriteria untuk mendeterminasi serangga yang akan dipergunakan sebagai agencia pengedalian gulma secara hayati yang pada dasarnya terdiri dari keamanan, potensial dan kompabilitas
Sifat kekhususan inang merupakan salah satu syarat agar serangga yang akan digunakan dalam pengendalian gulma secara hayati dapat aman.


untuk memilih agensia pengendali hayati yang aman dan efektif tidak cukup dengan sifat kekhususan inang saja tetapi masih perlu dinilai asfek-asfek sebagai berikut :
Sifat kerusakan yang ditimbulkan.
Jumlah generasi dan jumlah keturunan
Mempunyai sifat penyebaran ke daerah
      yang lebih luas.
Ada beberapa syarat yang dibutuhkan agar suatu serangga dapat digunakan sebagai agensia pengandali gulma secara hayati adalah :
Serangga tersebut tidak merusak tanaman
      budidaya, meskipun  tanaman inangnya tidak ada.
Siklus hidupnya menyerupai tumbuhan inangnya,
      misalnya populasi serangga ini akan meningkat jika populasi gulma juga meningkat.
Harus mampu mematikan gulma atau paling tidak
      mencegah gulma membentuk biji atau berkembang biak.
Mampu berkembang biak dan menyebar ke daerah lain yang ditumbuhi inangnya.

Pertimbangan dalam menentukan gulma yang akan dikendalikan harus berdasarkan pada berbagai segi, a l :
Gulma harus benar-benar menimbulkan masalah, yang belum bisa diatasi dengan cara yang lebih mudah dan lebih murah.  Kalau suatu gulma hanya lokal sifatnya dan dapat diatasi dengan mekanis atau lainnya dengan mudah tidak perlu dilakukan dengan pengandalian hayati.
Gulma menimbulkan masalah yang terus menerus dan makin berat.  Jadi pada gulma yang hanya tumbuh pada m usim tertentu kurang bermanfaat bila dikendalikan dangan pengendalian secara hayati.  Sebab mungkin daur hidupnya tidak sesuai dengan periode tumbuh gulma.
sambungan
Gulma jangan mempunyai hubungan taksonomi
      yang dekat dengan tanaman budidaya, sebab semakin dekat hubungannya akan semakin besar resikonya, terrutama berubahnya status dari musuh alami menjadi hama.
Asal gulma merupakan salah satu hal yang perlu
      dipertimbangkan.
Biaya pengendalian harus diperhitungkan dalam
      jangka  waktu yang lama.  Biaya tersebut kemudian dibandingkan dengan pengendalian yang lain, yang umumnya harus disediakan setiap musim tertentu.  Sekiranya pembiayaan jangka panjang lebih murah, maka pengendalian secara hayati dapat diaplikasikan,
Tersedianya agensia pengandali hayati yang cocok
      dan efektif.

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH POPULASI, KOMUNITAS DAN EKOSISTEM

Fungisida merek fujiwan 400EC untuk penyakit blas pada tanaman padi

PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK (SPODOPTERA LITURA) PADA TANAMAN CABAI