PENGENDALIAN PENYAKIT TUMBUHAN

- PENGENDALIAN
PENYAKIT DENGAN PERATURAN
- PENANAMAN
DENGAN KULTIVAR TAHAN
- PENGENDALIAN
DENGAN CARA KULTURA
- PENGENDALIAN
SECARA BIOLOGIS
- PENGENDALIAN
PENYAKIT SECARA FISIKA DAN KIMIA
PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PERATURAN
Undang –undang no. 12 tahun 1992 Sistem Budidaya Tanaman :
pemerintah dapat melakukan atau memerintahkan dilakukannya eradikasi apabila
terdapat organisme pengganggu tumbuhan yang dianggap berbahaya dan mengancap
pertanaman secara meluas.
ERADIKASI Ã Membersihkan Patogen Yang
Yang Diketahui Baru Saja Masuk Ke Suatu Wilayah Tertentu /Usaha pembersihan
Con. Eradikasi penyakit kanker jeruk ( Xanthomonas
campestris pv. Citri) florida Amerika Serikat 1992. 1914 dilakukan
eradikasi di floroda dimusnahkan sekitar 0,25 juta pohon dan 2,75 juta tanaman
dipersemaian. Denganbiaya 2,5 juta dolar. Tahun 1927 tidak terjadi infeksi
lagi.
Penyakit karat daun kopi (Hemileia vastatrix) di
portoRico bersama –sama dengan binit kopi arabika dari jawa
Di Papua Nugini tahun 1892, 1903, dan 1965 dan 1980 penyakit
berjangkit meluas secara mendadak di daerah pedalaman papua Nugini
Usaha pengendalian penyakit dengan cara eradikasi tidak
semuanya dapat berhasil. Co. penyakit hawar kastanye (Endothia parasitica)
di Amerika Serikat
KARANTINA TUMBUHAN
Kehadiran Patogen Ke Daerah Yang Baru Dapat Menimbulkan
Penyakit /Kerugiabn Pada Tumbuhan Apabila Menyerang Dan Tidak Dikendalikan Co.
patogen yang tempat asalanya tidak virulen dapat sangat merusak apabila masuk
ke daerah lain: Endothia parasitica (pohon kastanye ) yang bersal dari
asia tetapi setelah masuk Di AS menyerang pohon kastanye di AS
Banyak penyakit yang bersal dari luar negeri yang belum
masuk ke indonesia co. penyakit hawar daun karet (Microcyclus ulei) Jika masuk ke Timur ( Indonesia, malaysia, dan
Thailand) akan merugikan mengingat ekspor karet merupakan sumber devisa negara.
Penyakit tunas bengkak (Swollen spot) yang disebabkan
oleh virus pada kakao di Afrika Barat, Kapang Biru atau Blue mold (Peronospora
tabacina) pada tembakau di Australia, Timur Tengah, Eropa dan AS
Daun putih atau hoja blanca pada padi disebabkan virus di
Amerika Tengah,
Cadang-cadang pada kelapa oleh viroid di Filipina da
penyakit “kuning maut” (Lethal yellowing ) pada kelapa di Afrika Barat
Kejadian di Indonesia
Tahun 1980 penyakit karat daun kopi membinasakan perkebunan
kopi Arabika di Jawa
Tahun 1930-an Penyakit hawar daun kentang (Phytophthora
infestans).
Tahun 1950 penyakit cacar teh (Exobasidium vexans)
Tahun 1970 kerdil pisang (Bunchy top) di jawa barat.
Tahun 1975 penyakit akar bengkak (Plasmodiophora
brassicae) pada tanaman kubis di jawa barat.
Penyebaran patogen dapat terjadi melaui angin sampai ribuan
meter tingginya dan jatuh ke suatu tempat yang jaraknya ribuan kilo meter Co. Urediospora Puccinia graminis penyakit karat pada gandum .
Phytophthora infestans
dari belanda masuk ke indonesia
melalui umbi bibit kentang.
Istilah Karantina (quarantine) berasal dari kata “quaranta”
yang berarti empat puluh à jika ada kapal yang
membawa penumpang yang berpenyakit menular maka kapal tersebut tidak diijinkan
untuk berlabuh dan harus menunggu selama empat puluh hari à orang-orang yangmasih hidup dianggap
bebas dari penyakit dan diijinkan untuk
mendarat.
Peraturan karantina tumbuhan pertama diterbitkan di perancis
tahun 1860 untuk mencegah penyakit karat gandum.
Di Indonesia peraturan karantina pertama kali diterbitkan
tanggal 19 Desember 1877 (lembaran Negara 262, 1877)yang melarang pemasukan
tanaman dan biji kopi dari Sri Langka pada waktu itu penyakit karat daun kopi
sudah menimbulkan kerugian besar. Tahun 1894 peraturan ini dicabut (LN 196,
1894) karena tahun 1880 sudah menyebar di indonesia.
Di Indonesia karantina terdiri dari karantina dalam dan luar
negeri
Karantina luar negerià bertujuan untuk mencegah masuknya hama dan penyakit dari
luar negeri dan keluarnya hama dan penyakit ke luar negeri.co. yang dilarang
adalah impor tanaman atau bagian tanaman karet dari Amerika Tengah dan Selatan
karena adanya hawar daun karet Amerika Selatan (LN 427,1926; LN 523, 1932)
Impor tanaman atau bagian tanaman kakao dari Afrika Barat
karena penyakit tunas bengkak
Karantina dalam negeri bertujuan untuk mencegah meluasnya
hama (lalat bauh / Ceratitis capitata) dan penyakit dari satu pulau ke
pulau lainnya dalam negeri sendiri.
Con. Pengangkutan tanaman disertai dengan tanahnya dari
Sangir ke Morotai karena di pulau itu
pada tanaman kelapa nterdapathama belalang Sexava yang sering meletakkan
telurnya di dalam tanah, pengiriman kentang dari jawa ke sumatra dan sulawesi
dibatasi karena adanya hama ulat Phtorimaea opperculella dan dari jawa
ke sulawesi adanya Phytophthora infestans.
PENANAMAN KULTIVAR TAHAN
Pemakaian kultival tahanà merupakan jalan terbaikdan termurah
Penyakit mentek pada padi, sereh pada tebu, karat daun pada
kopi Arabika menimbulakankerugian yang besarsebelum didapatnya kultivar yang
tahan.
Pemanfaatan bioteknologià melauikultur jaringan membuat tanaman yang tahan terhadap
penyakit tertentu dapat dilakukan dengan cara Memberikan filtrat biakan murni
bakteri atau jamur patogen penyakit yang bersangkutan juga dapat memakai toksin yang dipisahkan
dari patogen tersebut con. Pada tanaman tembakau yang tahan terhadap penyakit
patik dengan perlakuan kultur jaringan
tembakau dengan Cercosporin toksin dari jamur Cercospora nicotianae
Rekayasa genetika con. Gen Ketahanan terhadap Agrobacterium
tumefaciens dapat dipindahkan jke tanaman tembakau menyebabkan tanaman ini
tahan terhadap bakteri yang bersangkutan.
PENGELOLAAN PENYAKIT DENGAN CARA
KULTURA
1. Pemakaian tanah yang sehat
Tanah yang tidak mengandung patogen.
Tanah yang tidak berpenyakit dapat terjadi karena 3 sebab:
1. tanah yang masih baru: tanah yang belum pernah
diusahakan.
2. pergiliran tanaman. Rotasi tanaman dengan tanaman yang
tidak rentan atau membiarkan tanah “bera”
Lamanya penanaman tumbuhan yang tidak rentan tergantung
patogen dan keadaan tanah misal. Phytophthora nicotianae Var. parasitica,
xanthomonas campestris selam 1-2 tahun.
3. sanitasi (menghilangkan sumber infeksi):
A. membinasakan sisa tanaman sakit
B. mencegah penggunaan kompos atau pupuk kandang yang
mengandung penyakit contoh pupuk kandang
mengandung Phytophthora nicotianae pada
tanaman tembakau di Klaten
2. pemakaian Benih yang sehat
Penyakit yang terbawa oleh biji (Seed borne) adalah
patik (Cercospora nicotianae) pada tembakau, bercak daun (septoria
apii) pada seledri , bercak coklat ( Drechslera oryzae) pada padi
3. pemeliharaan tanaman untuk mencegah penyakit
A. pemilihan tempat.
B.Menyiapakan tanah
C. peningkatan kesuburan tanah
D. penyebaran biji (waktu penyebaran dan rapatnya penanaman
)
E. Pemberian air
F. pemeliharaan tanaman
G. pemungutan hasil
4. menghilangkan tumbuhan atau bagian tumbuhan yang tidak
disenangi
A. mengatur gulma dan tanaman pembantu
B. membongkar tumbuhan inang lain
C. membinasakan tanaman yang sakit/menghilangkan tanaman
yang sakit
PENGENDALIAN BIOLOGIS
Gangguan pada Tumbuhan Budidaya.
Sejak mengenal cara bercocok tanam orang telah menyadari
bahwa tanamannya selalu mengalami gangguan alami yang bersifat menghambat,
merusak, menghancurkan atau menggagalkan
panen.
Sebenarnya sejak benih disebar hingga produksi tanaman dipanen
bahkan setelah panen , dan produk disimpan
di tempat penyimpanan , tanaman dan hasil panen selalu dihadapkan pada
gangguan alami baik yang bersifat biotik maupun abiotik.
Oleh karena itu, jika tanaman diharapkan untuk menghasilkan
sesuai dengan kemampuan genetiknya, maka tumbuhan budidaya tersebut harus mampu
atau diupayakan mampu untuk mencegah atau mengatasi terjadinya gangguan yang
dapat merugikan tersebut.
Di alam ada empat macam golongan besar pengganggu tanaman
yaitu cuaca, gulma, serangga , hewan
lain dan penyebab penyakit.
Ilmu, Arti Seni dan Tujuan Ilmu
Penyakit Tumbuhan
Ilmu penyakit tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari
karakteristik penyakit , penyebab penyakit , interaksi tumbuhan dan patogen dan
lingkungan biotik serta abiotik , faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
penyakit dalam suatu populasi atau individual tumbuhan dan berbagai cara
pengendalian penyakit.
Ilmu penyakit tumbuhan juga memiliki aspek seni yaitu dalam
aplikasi pengetahuan yang diperoleh dari mempelajari ilmu tersebut, misalnya
dalam :
a. Mendiagnosis atau mengenal penyakit tertentu melalui
gejala dan tanda penyakit.
b. Mengukur dan meramalkan penyakit.
c. Merekomendasikan dan cara pengendalian yang tepat dan
dapt diaplikasikan di lapangan.
Jadi target utama dalam mempelajari ilmu penyakit tumbuhan
ialah mencegah atau menekan seminimum mungkin terjadinya penyakit tumbuhan,
bukan hanya untuk meningkatkan produksi makanan tetapi juga untuk menjaga
kuantitas dan kualitas dari hasil panen untuk menjaga dan mengamankan yang
digunakan sebagai bahan serat, obat-obatan dan komoditas yang memiliki nilai
estetika.
Kehilangan atau susut produksi tanaman
dapat terjadi dalam berbagai cara :
1. Penyusutan hasil panen karena tanaman sakit.
2. Bercak dan hawar daun yang disebabkan oleh patogen yang
mengurangi kapasitas berfotosintesis.
3. Patogen akar yang menyebabkan aktivitas organ tanaman
menurun.
4. Busuk buah atau bercak buah yang merugikan karena
berkurangnya hasil panen secara kualitas dan kuantitas.
5. Kehilangan hasil panen selama penyimpanan, pemasaran dan
transportasi karena terinfeksi patogen.
6. Penyakit pada tanaman hutan yang kita butuhkan papannya.
7. Banyak mikroorganisme yang mengkolonosasi hasil panen
menghasilkan senyawa yang beracun dan membahayakan manusia seperti aflatoxin.
8. Serangan suatu patogen dapat menyebabkan semakin
rentannya tanaman inang terhadap serangan patogen lain.
9. Adanya penyakit sudah tentu akan menambah biaya produksi
karena diperlukannya tambahan ini untuk mengendalikan penyakit.
Aplanes treleaseanus ( Humphrey ) Coker.
Nama didalam tanda kurung adalah nama orang yang
pertama-tama menguraikan spesies tersebut, tetapi dengan nama genus yang
berbeda. Sedangkan nama di belakang tanda kurung adalah nama orang yang
mengganti nama genus yang digunakan oleh orang yang pertama .
Aplanes
treleaseanus ( Humphrey ) Coker.
Organisme tersebut diuraikan pertama-tama oleh Humphrey pada
tahun 1893 dengan nama Achlya treleaseanus Humphrey. Kemudian tahun 1923
Coker berpendapat bahwa jamur tertebut termasuk genus Aplanes maka namanya
diganti dengan Aplanes treleaseanus ( Humphrey ) Coker.
DIAGNOSIS PENYAKIT
Diagnosis ialah suatu proses untuk mengidentifikasi suatu
penyakit tanaman melalui gejalanya dan tanda penyakit yang khas termasuk
faktor-faktor lain yang berhubungan dengan proses penyakit tersebut.
Diagnosis penyakit yang benar diperlukan untuk
merekomendasikan cara pengendalian yang tepat dan dalam suatu survei tanaman
penyakit tanaman.
EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi didefinisikan sebagai “ Ilmu tentang penyakit
dalam populasi. ( Vanderplank, 1963 ).
Dalam epidemiologi dibahas cara-cara penyebaran penyebab
penyakit, berbagai faktor yang mempengaruhi patogen maupun populasi tumbuhan,
maupun faktor- factor yang mempengaruhi interaksi antara populasi patogen
dengan populasi tumbuhan.
Epidemi ( epidemic ) : meningkatnya penyakit dengan hebat
pada waktu dan wilayah tertentu dalam satu populasi tumbuhan. Epidemi terjadi
pada jangka waktu tertentu , jadi tidak selalu terjadi.
Epidemi terjadi pada tempat atau ruang atau wilayah tertentu
, jadi tidak merata.
Suatu penyakit yang terdapat merata dan terus menerus
disebut penyakit endemik.
Suatu penyakit yang merata dan diseluruh benua atau dunia
disebut pandemik.
Penyakit hanya terdapat disana-sini dan tidak meningkat
disebut sporadik.
Terjadinya Epidemi
1. Epidemi yang terutama disebabkan karena faktor patogen.
2. Epidemi yang terutama disebabkan karena faktor tumbuhan.
3. Epidemi yang terutama disebabkan oleh cuaca.
Menurunnya
Epidemi.
1. Berkurangnya populasi tumbuhan yang rentan.
2. Terjadinya populasi tumbuhan yang tahan.
3. Adanya usaha pengendalian penyakit.
4. Pengendalian alamiah
PENGELOLAAN PENYAKIT BERDASARKAN PRINSIP
PHT DAN PERTANIAN ORGANIK
KONSEP PHT MERUPAKAN JAWABAN TERHADAP DAMPAK NEGATIF DARI
PENGGUNAAN PESTISIDA
DAMPAK RESURJENSI HAMA
LEDAKAN HAMA SEKUNDER
RESISTENSI HAMA
DAMPAK NEGATIF TERHADAP LINGKUNGAN DAN KESEHATAN MANUSIA
KONSEP PHT DI INDONESIA
PHT MERUPAKAN DASR KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM SETIAP PROGRAM
PERLINDUNGAN TANAMAN
DAR HUKUM : GBHN II GBHN IV , INPRES 3/1986 KEMUDIAN DI
MANNTAPKAN LAGI MELALUI UU NO 12/1992 Ã TENTANG SISTEM BUDIDAYA TANAMAN
KONSEP PHT MUNCUL DAN BERKEMBANG SEBAGAI KOREKSI TERHADAP
KEBIJAKAN PENGENDALIAN HAMA SECARA KONVENSIONAL YAITU MENGEUTAMAKAN PENGGUNAAN
PESTISIDA
AKIBAT: MENINGKATKAN BIAYA PRODUKSI, MERUGIKAN LINGKUNGAN
DAN KESEHATAN MANUSIA
PHT: SUATU CARA PENDEKATAN ATAU CARA BERFIKIR TENTANG
PENGENDALIAN OPT YANG DIDARKAN PADA PERTIMBANGAN EKOLOGI DAN EFISIEN EKONOMI
DALAM RANGKA PENFELOLAAN AGROEKOSITEM YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN
BERKELANJUTAN
SASARAN PHT
PRODUKTIVITAS PERTANIAN YANG TINGGI
PENGHASILAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI MENINGKAT
POPULASI OPT DAN KERUSAKAN TANAMAN KARENA SERANGAN TETAP
BERADA PADA ARAS YANG SECARA EKONOMIS TIDAK MERUGIKAN
MENGURANGI RESIKO PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT PENGGUNAAN
PESTISIDA
STRATEGI PHT
MEMADUKAN SECARA KOMPATIBEL SEMUA TEKNIK ATAU METODE
PENGENDALIAN OPT DIDASARKAN ATAS ASAS EKOLOGI DAN EKONOMIS SEPERTI:
PEMANFAATAN
PENGENDALIAN ALAMI DENGAN MENGGURANGI TINDAKANYANG DAPAT MERUGIKAN ATAU
MEMATIKAN MUSUH ALAMI
PENGELOLAAN EKOSISTEM MELALUI USAHA BERCOCOK TANAM DENGAN
TUJUAN MEMBUAT LINGKUNGAN TANAMAN MENJADI KURANG SESUAI BAGI KEHIDUPAN OPT :
A. penanaman varietas tahan
B. penanaman benih sehat
C. pergiliran tanaman dan varietas
D. sanitasi
E. Penetapan masa tanam
F. tanaman serentak dan pengaturan saat tanam
G. penanaman tanaman perangkap dan penolak
H. pengaturan jarak tanam
I. Penaman tumpang
sari
J. pengelolaan tanah dan air
K. pemupukan yang berimbang
sesuai dengan kebutuhan setempat
PENGENDALIAN FISIK DAN MEKANIS UNTUK MENGURANGI
PO[PULASI OPT, MENGGANGU AKTIVITAS FISIOLOGIS OPT YANG NORMAL
PENGGUNAAN PESTIDIDA SECARA SELEKTIF BERDASARKAN PADA SIFAT
FISIOLOGIS , EKOLOGIS DAN CARA APLIKASI.
PERTANIAN ORGANIK
SUATU SISTEM PRODUKSI PERTANIAN YANG MENGHINDARKAN ATAU
MENOLAK PENGGUNAAN PUPUK SINTESIS, PESTISIDA SINTESIS DAN SENYAWA TUMBUH
SINTESIS.
STRATEGI DAN TAKTIK PENGENDALIAN
Ada tiga strategi yang dapat dilakukan untuk pengendalian
penyakit tumbuhan yaitu
: (1) strategi untuk mengurangi inokulum awal, (2) strategi
untuk mengurangi laju infeksi, dan (3) strategi untuk mengurangi lamanya epidemi.
Strategi untuk Mengurangi Inokulum Awal
Taktik-taktik yang
dapat digunakan untuk
mengurangi inokulum awal
patogen adalah sebagai berikut:
- Avoidan – mengurangi tingkat
penyakit dengan memilih
waktutanam atau memilih
lahan yang mempunyai jumlah inokulum yang rendah atau karena faktor
lingkungan tidak sesuai untuk infeksi
- Ekslusi
– mengurangi jumlah inokulum awal yang berasal
dari luar lingkungan tersebut
- Eradikasi – mengurangi produksi
inokulum awal dengan
memusnahkan atau
membuat tidak aktif
sumber inokulum awal
( dengan cara
sanitasi, membuang penyimpan
inokulum, membuang inang antara, dan sebagainya).
- Proteksi
– mengurangi tingkat infeksi awal dengan
aplikasi racun atau penghalang infeksi lainnya.
- Resisten
– menggunakan kultivar tahan terhadap infeksi
terutama terhadap infeksi awal
- Terapi
– menggunakan terapi panas, terapi kimia
dan/atau kultur meristem untuk memproduksi benih bebas penyakit atau
bagian vegetatif tanaman bebas penyakit
Strategi untuk Mengurangi Laju Infeksi
Taktik-taktik
yang dapat digunakan
untuk mengurangi laju
infeksi penyakit adalah sebagai
berikut:
- Avoidan – mengurangi laju produksi inokulum, laju infeksi, atau laju perkembangan patogen dengan cara memilih musim tanam
atau memilih lahan yang lingkungannya tidak mendukung
- Ekslusi
– mengurangi masuknya inokulum dari luar
lingkungan tersebut selama terjadinya epidemi
- Eradikasi
– mengurangi laju produksi inokulum selama
terjadinya epidemi dengan cara
memusnahkan atau membuat tidak aktif sumber inokulum (penebangan
atau pemangkasan)
- Proteksi
– mengurangi laju infeksi dengan aplikasi
senyawa racun atau dengan beberapa penghalang infeksi lainnya
- Resisten
– menanam kultivar yang dapat mengurangi laju
produksi inokulum, laju infeksi atau laju perkembangan patogen
- Terapi
– menyembuhkan tanaman yang telah terinfeksi
atau mengurangi produksi inokulumnya
Strategi untuk Mengurangi Lamanya
Epidemi
Taktik-taktik yang dapat digunakan
untuk mengurangi lamanya terjadinya epidemi adalah sebagai berikut:
- Avoidan
– menanam cultivar tanaman yang cepat dewasa atau menanam suatu
musim yang memungkinkan tanaman cepat dewasa
- Ekslusi
– menghambat introduksi inokulum dari luar
lingkungan tersebut dengan cara karantina
Comments
Post a Comment