PERTAHANAN PERTUMBUHAN Pertahanan Struktural dan Kimia
PERTAHANAN
PERTUMBUHAN
HAIRIL ANWAR, S.P.
Pertahanan Struktural dan Kimia
Semua tumbuhan dapat diserang kurang lebih 100 macam
patogen yang terdiri dari jamur, bakteri, virus, nematoda dll.
Di dalam tanaman mungkin ada ratusan-ribuan individu dari
satu jenis patogen, kenyataannya beberapa tanaman masih tetap bertahan hidup
dan mampu berproduksi.
Kemampuan bertahan tumbuhan dari serangan patogen,
umumnya karena ada kombinasi 2 penghalang yaitu:
1. Sifat struktural sebagai penghalang fisik, untuk menghambat masuk dan
atau berkembangnya patogen dalam tumbuhan.
2. Adanya reaksi biokimia dalam jaringan tumbuhan untuk menghambat
pertumbuhan patogen.
A.
Pertahanan
Struktural
1. Sebelum Serangan Patogen/pertahanan pasif fisik
a. Jumlah serta kualitas lapisan lilin dan kutikula yang
ada pada permukaan epidermis.
b.
Struktur dinding sel epidermis
c. Ukuran, kerapatan, bentuk stomata dan lentisel
d. Ketebalan dinding sel dalam jaringan.
2.
Sesudah Serangan Patogen/pertahanan aktif fisik
a. Reaksi pertahanan sitoplasmik
b. Struktur pertahanan dinding sel
c. Struktur pertahanan histologi:
a Pembentukan lapisan gabus
b Pembentukan lapisan absisi
c Pembentukan lapisan tilosis
d Deposit gom
Reaksi pertahanan sitoplasmik
Terjadi pada jamur lemah yang pertumbuhannya lambat.
Sitoplasma sel tumbuhan mengelilingi rumpun hifa, nukleus
sel tumbuhan bergeser ke suatu titik dan terbelah menjadi dua. Nukleus
membesar, sitoplasma menjadi butiran kecil dan memadat, akhirnya misiselium
patogen hancur dan invasi terhenti.
Struktur Pertahanan Dinding Sel
Ada tiga jenis utama struktur pertahanan seluler:
(1) terjadi pembengkakan pada lapisan terluar dinding sel
yang disertai dengan zat berserat (amorphous) yang dapat mencegah bakteri
memperbanyak diri.
(2) dinding sel yang menebal sebagai respon terhadap beberapa
jenis virus dan jamur patogen.
(3) kalosa palpila yang terdeposit pada sisi bagian dalam
dinding sel sebagai respon terhadap serangan jamur patogen.
Struktur
pertahanan histologi
Pembentukan
Lapisan Gabus
Terbentuknya lapisan gabus di sekitar tempat infeksi 1.
Dapat menghambat invasi patogen.
2. Menghambat penyebaran toksin patogen.
3.`Menghentikan aliran nutri dan air ke jaringan yang
terserang.
Pembentukan
lapisan Absisi
Terbentuk pada daun muda yang masih aktif.
Berupa celah antara dua lapisan sel dari daun di sekitar
tempat infeksi.
Lamella tengah di antara dua lapisan sel tersebut larut
yang akan menyebabkan daun akan terpisah di bagian tengahnya.
). Pembentukan Lapisan Tilosis
Terbentuk dalam pembuluh xilem karena adanya stres
lingkungan dan invasi patogen pembuluh.
Tilosis adalah pertumbuhan berlebihan dari protoplas sel
parenlim yang membentuk tonjolan dalam pembuluh xilem.
d) Deposit Gom
Berbagai gom diproduksi oleh berbagai macam tanaman di
sekitar luka setelah adanya infeksi atau kerusakan lainnya.
Gom akan menutup daerah sekitar` infeksi sehingga patogen
terhenti menginvasi.
B. Pertahanan Kimia
1.
Pertahanan
Kimia Sebelum Infeksi
a. Zat penghambat yang dikeluarkan tanaman ke
lingkungannya.Contoh: Eksudat daun tomat dan beet gula bersifat fungitoksik
terhadap perkecambahan Botrytis dan Cercospora. Kulit bawang
merah, mengandung senyawa fenol berupa asam protokatekuat dan katekol yang
bersifat fungitoksik untuk menghambat perkecambahan jamur.
b. Zat penghambat yang ada di dalam tanaman sebelum
infeksi. Contoh: Beberapa senyawa fenol, tanin dan asam lemak (diene), yang
sering terdapat pada daun muda, buah muda atau biji muda yang resisten terhadap
Botrytis. Tomatin dan avenasin (oat). Lektin pada biji-biji. Glukanase
dan khitinase di permukaan tumbuhan.
c. Tidak adanya faktor essensial:
a) Tidak adanya pengenalan antara inang dan patogen. Diduga
berbagai tipe oligosakarida, polisakarida dan protein atau glikoprotein.
b) Tidak adanya reseptor pada inang dan sisi sensitif untuk
toksin.
c) Tidak adanya substansi esensial untuk patogen. Erwinia
carotovora akan berkurang keparahannya bila gula tereduksi pada kentang
berkurang
Pertahanan
Kimia Sesudah Serangan Patogen
a. Pengenalan patogen oleh tanaman inang. Menyebabkan
terjadi rangkaian reaksi biokimia dan
struktural dalam sel tumbuhan untuk menolak kehadiran patogen beserta enzim,
toksin dsb.
b. Respon hipersensitif (HR).
Kematian sel lokal yang terinduksi dalam tumbuhan inang
pada tempat infeksi yang dilakukan oleh patogen.
. Fitoaleksin
Merupakan senyawa fungistatik dan fungitoksik yang
diproduksi dalam jumlah besar dan waktu singkat atas responnya terhadap invasi
patogen. Contoh: Pisatin (Pisum sativum), Phytuberin (Solanum
tuberosum), Phaseolin (Phaseolus vulgaris).
d. Detoksifikasi toksin patogen
e. Senyawa fenol sederhana
Contoh: Klorogenat, asam kafeat dan asam ferulat.
f. Protein (PR)
Beberapa PR-Protein menghambat pelepasan spora dan perkecambahan
spora. PR-Protein lainnya sebagai penguat dinding sel tumbuhan inang.
Pertahanan melalui inokulasi buatan
Senyawa kimia yang dapat`merangsang terjadinya resistensi
lokal dan sistemik buatan: Salicylic-acid, arachidonic-acid,
2,6-dichloro-isonicotinic-acid.
Diaplikasikan melalui akar, disemprotkan melalui daun dan
diinjeksikan melalui batang.
Resisten sistemik buatan tidak dapat dilakukan pada
tanaman yang telah memulai berbunga.
h. Pertahanan melalui plantibodi
Hanya manusia dan binatang yang dapat memproduksi
antibodi. Tahun 1990-an tanaman
transgenik (memasukkan gen binatang ke genom tanaman) sudah dapat memproduksi
antibodi disebut plantibodi.
Contoh: Tanaman transgenik memproduksi plantibodi untuk
melawan mantel protein virus patogen (artichoke mottle crinkle virus)
Di masa depan juga diharapkan mampu melawan enzim jamur
dan bakteri patogen
Comments
Post a Comment